bakabar.com, TANJUNG - Video keributan antar pelajar di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, beredar luas di media sosial dan menyita perhatian warganet.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi di jalan depan Stadion Pembataan, Kecamatan Murung Pudak, Tabalong, pada Jumat (21/11) siang.
Kapolres Tabalong AKBP Wahyu Ismoyo J, melalui Kapolsek Murung Pudak Iptu Sunaryo, menjelaskan keributan bermula saat sejumlah pelajar berkumpul di sekitar stadion.
Tak lama kemudian, seorang pelajar berinisial M (17) datang sambil membawa senjata tajam jenis parang dalam kondisi terhunus dan menghampiri kelompok pelajar lainnya.
“Pelajar tersebut sempat mengatakan bahwa area itu merupakan wilayah jagaannya. Setelah itu, ia berbalik sambil menyelipkan parang yang dibawanya ke pinggang,” ujar Sunaryo.
Melihat hal tersebut, pelajar lain berinisial R (17) langsung bergerak mengamankan M dari belakang dan berhasil mengambil senjata tajam tersebut.
“Namun setelah parang diamankan, beberapa pelajar lain justru mengerumuni M dan melakukan pemukulan menggunakan tangan kosong dan benda tumpul,” imbuhnya.
Insiden itu kemudian dilaporkan warga ke call center 110. Mendapat laporan tersebut, petugas Polres Tabalong segera menuju lokasi dan mengamankan seluruh pihak yang terlibat.
“Polisi juga menyita barang bukti berupa parang tanpa sarung dengan panjang sekitar 50 cm yang diduga milik M,” kata Sunaryo.
Setelah kejadian mereda, Polsek Murung Pudak memanggil para orang tua pelajar serta perwakilan sekolah untuk pemeriksaan dan klarifikasi lebih lanjut.
“Dari hasil mediasi terungkap bahwa keributan ini dipicu kesalahpahaman. Semua pihak sepakat menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan menandatangani surat kesepakatan bersama,” jelas Sunaryo.
Ia menegaskan kepada seluruh pelajar di Tabalong untuk tidak membawa senjata tajam ataupun terlibat dalam aksi perkelahian karena melanggar hukum dan dapat membahayakan diri sendiri.
“Kami juga meminta orang tua dan pihak sekolah meningkatkan pengawasan serta pembinaan kepada para pelajar agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.









