bakabar.com, JAKARTA - Topik kebaya merah menjadi sorotan netizen karena sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan berkebaya tengah berada di sebuah ruangan yang disinyalir merupakan kamar hotel.
Viralnya potongan video tersebut tak ayal mendapat taggapan dari pakar seksologi dr Boyke Dian Nugraha yang mengatakan hal tersebut bisa saja merupakan fetish. Hal ini terjadi karena beberapa orang memiliki fetish terhadap kain kebaya.
"Memang beberapa orang fetish dengan kain kebaya karena kebaya terlihat pas di badan," ucapnya dilasir dari DetikHealth.
Apa Itu Fetish?
Di dunia ini, ada berbagai jenis fetish terhadap suatu objek. Hal tersebut merupakan kecenderungan atau ketertarikan yang memunculkan fantasi tertentu.
WebMD menuliskan bila kecenderungan seseorang dengan fetish merupakan gairah seksual yang muncul sebagai responsnya terhadap objek atau bagian tubuh yang biasanya bersifat tidak seksual dan umumnya dimiliki seorang pria.
Baca Juga: Mulai 5 November, Langit Malam Berhiaskan Meteor dan Andromeda
Dalam studi lain yang dilansir dari laman psikologi.ugm mengungkapkan kajian serupa, di mana fetish merupakan obsesi seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap objek yang bukan manusia, atau bagian tubuh non-genital, seperti dengan melihat orang lain mengenakan pakaian atau aksesoris tertentu, atau bahkan dapat merujuk pada benda mati.
Gangguan fetish (fethishtic disorder) juga dapat dikenali sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, dan perilaku seksual yang menyebabkan distress atau gangguan pada seseorang dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan kecenderungan lainnya.
Penyebab Fetish dari Pola Asuh?
Belum ada penyebab pasti gangguan fetish yang ditetapkan hingga saat ini. Meskipun demikian, terdapat dua teori besar psikologi yang dianggap dapat menjelaskan perilaku fetish, yaitu perspektif psikoanalisis dan faktor behavioral.
Kernberg seorang pakar psikoanalitik menyebutkan bahwa fetish sebagai sebuah bentuk penyimpangan dari yang normal dan berkaitan dengan distorsi paranoid pada gambaran awal orang tua (early parental image), terutama pada ibu.
Tentunya, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan fetish, seperti biologis, kultural, dan behavioral.
Baca Juga: 5 Film Bertema Psikopat dengan Ending Tak Terduga
Bisakah Fetish Disembuhkan?
Perlu kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar kita karena apabila perilaku tersebut telah merugikan diri sendiri atau orang lain, maka dibutuhkan penanganan dari profesional.
Apabila merasakan keraguan terhadap obsesi seksual yang dimiliki, tak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada profesional karena hal ini tidak hanya menyangkut kepentingan pribadi, tetapi juga berpotensi melibatkan serta merugikan orang lain.
Itulah serangkaian informasi mengenai fetish yang menjadi ihwal dari beragamnya fenomena seksual yang ada di selkitar kita. Semoga informasi ini bermanfaat.