bakabar.com, JAKARTA - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang terpaksa memutuskan pulang kampung ke Pontianak. Hal itu dilakukan, usai keluarga dan guru di sekolahnya mendapat intimidasi dari pihak-pihak tertentu.
Kepada bakabar.com, Melki menjelaskan dugaan intimidasi dan teror semakin marak sejak dirinya menjadi Ketua BEM UI pada 2023. Ketika menggelar sebuah acara di lingkungan kampus, misalnya, Melki kerap diteror aparat penegak hukum untuk membatalkan kegiatannya.
Tak berhenti disitu, serangan digital juga kerap dialaminya. Namun hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap bersikap kritis.
Selain itu, ancaman hingga represi juga pernah dialami. Terakhir, seminggu sebelum wawancara dengan bakabar.com, Melki mengungkapkan, ibunya di Pontianak didatangi aparat TNI dan polisi untuk menanyakan kepulangannya. Aparat juga menanyakan kebiasaan Melki saat di Pontianak.
Baca Juga: Ada Intimidasi! Petisi Dukungan Buat Ketua BEM UI Mengalir
Tidak hanya itu, gurunya di SMA Negeri 1 Pontianak juga mendapatkan telepon dari aparat. Menjelang putusan MK terkait batas usia capres cawapres, sang guru sempat ditanyai oleh seseorang tentang perilaku Melki ketika masih bersekolah. Termasuk kebiasaan dan pola pertemanan Melki.
Menurut Ketua BEM UI 2023 itu, perlakukan yang dialaminya bukan soal Melki, tapi tentang gerakan teman-teman BEM, teman-teman gerakan mahasiswa, masyarakat sipil dan elemen buruh.
Ia mengimbau teman-teman BEM yang selama ini kritis dan terus berlawan, untuk menjaga diri dengan baik, karena kondisi tidak sedang baik-baik saja.
Video Journalist: Tim Redaksi
Video Editor: Iskandar Zulkarnaen
Produser: Jekson Simanjuntak
