bakabar.com, BALIKPAPAN – Vaksinasi yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim disebut-sebut dipungut biaya sebesar Rp 56 ribu bagi setiap peserta. Hal tersebut sesuai dengan surat yang beredar di warga.
Mendengar hal itu, Ketua Apindo Kaltim, Slamet Brotosiswoyo membantah hal tersebut. Ia mengatakan surat edaran tersebut ditujukan bukan untuk masyarakat atau peserta, melainkan pimpinan perusahaan. Yakni pihak perusahaan yang ingin memvaksin karyawannya wajib membayar sebesar Rp 56 ribu setiap peserta.
“Kami membuat edaran kepada pimpinan perusahaan agar mereka memvaksin karyawannya. Kita ada vaksin cuma untuk pelaksanaannya memerlukan biaya. Kita kontribusikan Rp 56 ribu untuk dua kali suntik dosis vaksin. Karena kami berfikir vaksin ini tidak serta merta mudah didapatkan oleh mereka yang tidak punya akses. Nah ini kami Apindo kebetulan ada kuota dari Otoritas Jasa Keuangan,” ungkapnya ditemui di Gedung Dome, Balikpapan pada Jumat (17/9).
Ditanya mengapa ada tarif sebesar Rp 56 ribu sementara vaksin tersebut gratis? Slamet mengatakan bahwa biaya yang ditarik dari perusahaan untuk biaya operasional para petugas seperti makan, tenda, dan lainnya.
“Kami pertimbangkan pelaksanaannya ini perlu biaya sarana dan prasarana. Tentunya saya pikir saya sudah komunikasi dengan teman-teman perusahaan tidak keberatan, kok,” ujarnya.
Ia membandingkan pengumuman resmi dari Kementerian Kesehatan yang mana vaksin gotong royong ditarif sebesar Rp 176 ribu. Alias tarif yang telah ditetapkannya dirasa tidak memberatkan perusahaan.
“Nah sekarang kalau dibandingkan dengan pengumuman resmi kementerian kesehatan yang gotong royong, kan Rp 176 ribu. Sehingga dengan harga Rp 56 ribu itu saya pikir tidak terlalu memberatkan. Yang membayar dari perusahaan, bukan pesertanya,” tuturnya.
Ditanya bagaimana mengantisipasi ulah oknum yang memanfaatkan vaksinasinya, Slamet mengimbau kepada masyarakat atau peserta dari kalangan perusahaan yang telah bekerjasama dengannya agar tidak melakukan pembayaran kepada siapapun. Sebab perusahaan telah membayar kepada Apindo.
“Begini, kalau Apindo membayarnya lewat Apindo, selebihnya tidak ada. Kan kita ada rekeningnya, bukan perseorangan. Kita nggak mungkin ada kebocoran. Kalau tidak terdata di Apindo, tidak ada di sini,” terangnya.