“Akan tetapi saat ini sudah ditangani oleh masyarakat Desa Alat,” ujar seorang warga Alat.
Banjir juga membuat jembatan penghubung di Desa Alat antara RT 1-3 terputus. “Jembatan sampai terbawa arus air,” jelasnya.
Diketahui luapan air yang bermuara di Pegunungan Meratus membuat banjir sebagian besar wilayah Bumi Murakata, sejak pukul 09.00, Minggu (28/11).
Sebuah rumah di Hantakan bahkan hanyut akibat derasnya air bah.
“Di Haruyan Dayak 1 rumah hanyut,” kata Kalak BPBD HST, Budi Haryanto, Minggu malam.
Air sungai dari Meratus sebelumnya sudah menggenangi Kota Barabai yang kini gelap gulita pada Jumat 26 November.
Belum menyurut, hujan dengan intensitas sedang-lebat kembali mengguyur Minggu dini hari hingga pukul 08.00.
Akibatnya, Sungai Hantakan, Barabai, Haruyan dan Batang Alai kembali meluap.
Catatan BPBD HST, kenaikan debit air sungai yang bermuara di Meratus, Hantakan bervariasi pada pukul 09.00.
Di Papagaran naik 2 meter, Arangani 2,5 meter, Rantau Parupuk 3 meter, Batu Hayam 3,5 meter dan Alat 2 meter.
Sedang di Haruyan, ketinggian mencapai 5 meter.
Air yang meluap di Hantakan ini juga membuat 3 titik tebing longsor di Alat.
Sementara sungai di Batu Benawa, di Waki dan Haliau ketinggian air mencapai 2 meter.
Di hulu sungai Batang Alai di Desa Nateh ketinggian air mencapai 4 meter. Air merendam sebagian rumah warga di Kukup.
Sedang kenaikan Sungai di Batu Benawa menyebabkan rumah warga terendam. Seperti di Mandala.
“Ketinggian air di dalam rumah sampai 50 centimeter,” kata Budi.
Dampak luapan sungai di hulu Batang Alai juga membuat longsor beberapa titik.
Seperti di Labuhan dan Pambakulan. Bahkan satu tiang listrik patah di Pembakulan.
Update BPBD HST sore tadi, total 3 jembatan terputus. Di Desa Alat dan Patikalain Hantakan, jembatan gantung terputus di Batu Kijang dan jembatan di Nateh nyaris amblas.
Kenaikan air di pusat Kota HST ini diprediksi akan terus berlanjut. Pada tengah malam nanti puncaknya.
Soal ini, Relawan Siaga Bencana HST, M Reza Pahlevi bilang ketinggian air terakhir di titik nol Sungai Hantakan berada di posisi 80 cm.
“Jadi, kalibrasinya dengan dikalikan dan ditambahkan dengan air yang ada di Kanal Murung A, Aluan terus ke Barabai maka didapatkan angka 30-40 centimeter kenaikan di Barabai,” terang Reza.
Saat berita ini diturunkan, air di wilayah terendah HST mencapai sepaha hingga seperut orang dewasa.
Seperti di Padawangan, Munti Raya, Hevea, Barabai Darat atau sepanjangan Sungai Barabai. Kemudian di Birayang, Ilung, bantaran Batang Alai, dan hulu Batang Alai, Nateh hingga Hinas Kiri.