Bisnis Rakyat

Untung Rp10 Juta Lewat Pecel Lele

Pecel lele, salah satu kuliner favorit di Indonesia. Sering menjadi pilihan makan malam bagi masyarakat kota.

Featured-Image
Pedangan Pecel Lele, Imaduddin (Foto: apahabar.com/Ayyubi)

bakabar.com, JAKARTA - Pecel lele, salah satu kuliner favorit di Indonesia. Sering menjadi pilihan makan malam bagi masyarakat kota.

Warung makan sederhana dengan khas tenda dan spanduk. Pecel lele mudah dijumpai dipinggir jalan raya kota.

Dari pengamatan bakabar.com di lapangan. Umumnya, pelaku usaha pecel lele di jakarta adalah orang lamongan.

Baca Juga: Modal Rp50 Juta, Warung Madura Bisa Cuan Rp12 Juta Sebulan

Salah satunya, Imaduiddin. Kata dia, kebanyakan pelancong lamongan memang berdagang, termasuk jual pecel lele. 

Mereka yang berdagang kebanyakan berasal dari tengah dan selatan. "Kan lamongan terbagi menjadi tiga bagian. Kalo utara (pantura) kebanyakan jadi akademisi," katanya saat ditemui di Jakarta Timur, Selasa (29/8).

Imaduddin sendiri berasal dari Sukodadi. Masuk wilayah tengah Lamongan.

Awalnya, ia melancong ke Jakarta karena kuliah. Dia memilih berdagang pecel lele untuk menghidupi biaya hidupnya di kota.

Ia mengaku jika semua diuangkan. Modal yang di gelontorkan untuk membuka pecel lele mencapai angka Rp70 juta.

"Kalo tendaan umumnya 30-50 juta-an, kalau saya ruko makanya cenderung lebih mahal," terangnya.

Di samping modal yang besar. Keuntuangan yang didapat juga tak sedikit. "Rata-rata pedangan pecel lele bisa dapet Rp10 juta per bulannya," imbunya.

Untung mengejar keuntungan yang besar, Imaduddin per harinya menjual 15 ekor ayam dan 10 kilogram lele.

"Itu per hari nya bisa dapet Rp2,5 juta. Tapi belum bersih masih ada bayar karyawan dan kebutuhan lainnya," terangnya.

Harga yang dijual rata-rata pedagang pun berkisar di Rp15-20ribu. "Ya ambil minimal keuntungan dari per porsinya itu Rp10 ribu," katanya.

Kata dia, keuntungan yang diambil terbilang besar. Tapi tak membuat tenda atau kios pecel lele itu menjadi sepi pembeli.

Pengakuan dari Imadudin. Ada faktor yang membuat pecel lele selalu ramai peminat. Tak hanya karena makanannya yang cenderung sederhana, sambalnya juga memiliki cita rasa khas.

Baca Juga: Starling: Pedagang Kopi Keliling yang Eksis di Jakarta

"Apa lagi kalau (sambelnya) dinikmati sore atau malam hari," jelasnya.

Hal itu juga menjadi alasan pelaku usaha pecel lele memilih untuk mulai berdagangan pada sore hingga malam hari.

"Ya paling umumnya kita buka pukul 4 sore sampai tengah malem. Sekitar jam 12-an biasanya," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner