Bisnis Rakyat

Starling: Pedagang Kopi Keliling yang Eksis di Jakarta

Pedagang kopi keliling, biasa disebut starling (starbuck keliling). Mereka di hampir sepanjang jalan besar ibu kota (Jakarta).

Featured-Image
Pedagang kopi keliling yang akrab dipanggil starling (starbuck keliling) marak di jumpai di hampir sepanjang jalan besar ibu kota. (Foto: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Pedagang kopi keliling, biasa disebut starling (starbuck keliling). Mereka di hampir sepanjang jalan besar ibu kota (Jakarta).

Berbekal sepeda yang dipenuhi berbagai minuman saset, starling beredar di antara ramainya Jakarta.

Dari pengamatan bakabar.com di lapangan. Beragamnya pelanggan, adalah alasan starling eksis. Tapi rupanya, hal itu tak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapat.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Pengusaha Mal Bermitra dengan UMKM

Setidaknya, begitu pengakuan pengakuan salah satu penggiat starling, Jaya. Kata dia, penghasilan per hari hanya menutup biaya makan sehari.

"Paling seratus sampai tiga ratus. Kecuali kalo ramai. Kayak lagi demo, itu bisa 1-3 juta-an," katanya saat ditemui bakabar.com di Sudirman, Jakarta.

Senada, salah satu pedagang lainnya, Isul. Kata dia, ramainya penduduk di Jakarta tak membuatnya untung besar.

Meski begitu, antar pegiat starling tetap saling membantu. Berbagi pelanggan untuk menolong sesama pedagang.

"Harus saling bantu. Soalnya, kalo mati siapa lagi yang mau nolongin?," ungkapnya.

Lebih jauh, dia mengaku masing-masing starling hanya boleh berdagang di tempat yang sudah ditetapkan. Tidak bisa sembarangan.

"Kami udah di tempatin sama yang bawa. Kalo gak sesuai, bisa ditubruk kita," terangnya.

Baca Juga: Majukan UMKM, Kemenkop UKM: Perlu Pendampingan Serius

Menariknya, dari keterangan yang diberikan, pedagang kopi keliling itu umumnya perantauan dari Pamekasan, Madura.

"Orang pamekasan biasanya yang starling-an. Ada juga sih yang buka warung. Tapi kalo warung rata-rata orang sumenep," jelasnya.

Biar tahu saja. Pada umumnya, starling tinggal di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Kini, tempat itu disebut sebagai kampung pedagang kopi keliling.

"Tapi, karena udah rame ya, banyak juga yang tinggal di tanah abang," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner