Berikut isi status WhatsApp Bu Nani:
“Ujian anak Anda telah selesai,”
“Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya,”
“Tapi, mohon diingat,”
“Di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu,”
“Ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika,”
“Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra,”
“Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tak akan berarti,”
“Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika,”
“Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmu bukan dari sekolah ini,”
“Sekiranya anak anda lulus menjadi yang teratas, hebat!”
“Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka,”
“Katakan saja: ‘Tidak apa-apa, itu hanya sekadar ujian’,”
“Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini,”
“Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,”
“Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka,”
“Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka,”
“Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini,”
“Hormat saya, Wali Kelas,”