bakabar.com, BANJARMASIN – Sebuah unggahan tangkapan layar status WhatsApp yang disebut milik Bu Nani, guru di SMKN 1 Tambung Selatan, viral di media sosial.
Cuitan yang mencatut nama ‘Bu Nani’ seketika menjadi trending topik di Twitter pada Selasa (24/5) malam.
Sekiranya ada 6 ribu lebih cuitan yang mencatut nama Bu Nani di Twitter.
Sebelumnya Bu Nani sempat viral gegara status WA-nya tersebut pada 2019 lalu, namun kembali viral seusai dicuit ulang oleh akun @flywithasoka di Twitter pada Selasa (24/5).
Status WhatsApp itu berisikan pesan kepada para orang tua murid untuk tidak perlu khawatir jika anak-anak mereka mendapatkan nilai yang kurang bagus di sejumlah mata pelajaran.
Para orang tua diminta untuk tidak merampas rasa percaya diri sang anak.
Ternyata, unggahan tersebut mendapatkan respons dari warganet. Tak sedikit dari mereka menginginkan Bu Nani menjadi wali kelasnya dan beberapa di antaranya bertanya-tanya bagaimana sosok Bu Nani.
Sosok Bu Nani
Alumnus SMKN 1 Tambun Selatan, Alfia (18), buka suara mengenai sosok Bu Nani. Ia menyebut Bu Nani merupakan sosok yang ramah, murah senyum, penyabar, dan gaul.
“Beliau suka dijadikan tempat curhat anak-anak karena beliau pribadi yang tidak pernah menghakimi dan selalu respons dengan kalimat yang positif, selalu welcome juga dengan apa pun keluh kesah kami soal sekolah ataupun pribadi,” ujar Alfia dikutip bakabar.com dari Detikcom, Selasa (24/5).
Kata Alfia, murid-murid kerap memanggil Bu Nani dengan sebutan ‘Bunda’. Banyak murid yang sayang pada Bu Nani, jelas Alfia lebih lanjut.
“Beliau pribadi yang sangat sabar, sering mengajak ngobrol hal-hal di luar sekolah. Kalau ada muridnya yang bermasalah, beliau juga tanggapi dengan sabar,” lanjut Alfia.
Bu Nani merupakan guru mata pelajaran seni budaya dan kewirausahaan. Ia juga menjadi pelatih ekstrakurikuler tari.
Alfia pun membenarkan status WhatsApp yang viral di Twitter tersebut adalah milik Bu Nani.
“Status itu dibuat tahun 2019 setelah masa-masa bagi rapor, yang kebetulan timing-nya pas,” imbuh Alfia.
“Pada 2019 saat sedang ramai-ramainya juga banyak netizen yang titip salam sayang ke Bunda. Saya berharap Bu Nani sehat selalu supaya bisa terus mendidik anak-anak, karena banyak anak didiknya yang berhasil. Banyak yang berharap Bunda untuk selalu bahagia,” sambungnya.
Kemudian Ajisai (22), mantan murid Bu Nani satu ini menyebut bahwa gurunya tersebut selalu bisa membuat para siswa ‘enjoy’ dengan pelajaran.
Pembawaan Bu Nani lembut sehingga tidak membuat suasana kaku, terang Ajisai lebih lanjut.
“Dulu di sekolah kami kalau ada peringatan Hari Guru, semua murid setelah apel atau upacara memberikan bunga atau kado ke guru favorit kami. Dan Bu Nani selalu menjadi guru yang selalu mendapatkan bunga atau kado yang paling banyak saat saya melihatnya. Beliau mendapatkan banyak kado atau bunga itu juga karena memang beliau sosok yang baik, ramah, dan sangat dicintai murid-muridnya,” ujar Ajisai.
Lantas apa saja isi status WhatsApp Bu Nani yang membuat namanya kembali viral? Simak di halaman berikutnya…
Berikut isi status WhatsApp Bu Nani:
“Ujian anak Anda telah selesai,”
“Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya,”
“Tapi, mohon diingat,”
“Di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu,”
“Ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika,”
“Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra,”
“Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tak akan berarti,”
“Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika,”
“Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmu bukan dari sekolah ini,”
“Sekiranya anak anda lulus menjadi yang teratas, hebat!”
“Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka,”
“Katakan saja: ‘Tidak apa-apa, itu hanya sekadar ujian’,”
“Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini,”
“Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,”
“Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka,”
“Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka,”
“Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini,”
“Hormat saya, Wali Kelas,”