Pertambangan Tembaga

Transformasi Pertambangan Tembaga, Amman: Perkuat Posisi Indonesia

Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Alexander Ramlie menjelaskan perseroan akan memperkuat transformasi pertambangan.

Featured-Image
Lahan pertambangan milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Foto: AMMN

bakabar.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Alexander Ramlie menjelaskan perseroan akan memperkuat transformasi pertambangan. Hal itu sebagai upaya mendukung posisi Indonesia dalam industri tembaga di tingkat global.

Dengan tujuan tersebut, ia menyebut setiap gebrakan yang dilakukan perseroan akan melibatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada.

"Kami terus mengkaji prosedur dan teknik bekerja, dengan mentalitas yang siap menghadapi tantangan dan perubahan, demi mencapai keunggulan operasional pertambangan. Operasional Amman juga selalu dilaksanakan dengan prinsip keberlanjutan, di mana kami terus berpatokan pada standar global terkait manajemen lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/7).

Alex menyebut perseroan memiliki keunggulan berupa C1 cash cost yang efisien dan keselamatan pertambangan yang baik.

Baca Juga: Besok Melantai di BEI, Amman Mineral 'Oversubscribed' 13,6 Kali

Dia menjelaskan, C1 cash cost merupakan biaya langsung yang mencakup biaya-biaya yang timbul dalam penambangan dan pengolahan (tenaga kerja, tenaga listrik dan material), ditambah dengan biaya umum dan administratif lokal, biaya pengangkutan, dan biaya realisasi serta biaya penjualan.

Melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara, dia menyebut tambang tembaga dan emas di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), menghasilkan sekitar 8,78 miliar pon tembaga dan 8,7 juta ons emas pada 2020.

Lanjutnya, perseroan telah merencanakan untuk memasuki fase 8, yang memperpanjang umur tambang hingga 2030.

Selain itu, perseroan memiliki proyek eksplorasi Elang, yang merupakan salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia, yang belum dikembangkan. "Rencananya proyek tersebut akan mulai beroperasi pada 2031," ujar Alex.

Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, Amman Mineral Bangun PLTGU

AMMAN mencatat data cadangan bijih untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Kemudian, berdasarkan data Global EV Outlook 2023 yang diterbitkan oleh International Energy Agency, melaporkan pasar mobil listrik global mengalami pertumbuhan eksponensial dengan penjualan melebihi 10 juta pada 2022.

Pada 2022, sebesar 14 persen dari seluruh mobil baru yang terjual adalah mobil listrik, atau meningkat dari sekitar 9 persen pada 2021, dan kurang dari 5 persen pada tahun 2020.

Lebih lanjut, United States Geological Survey (USGS) melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat keenam tertinggi untuk produksi tembaga hasil tambang dengan total produksi 920 ribu ton di 2022. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor bijih tembaga hingga 40,35 persen mencapai angka 3,1 juta ton, dibandingkan tahun sebelumnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner