Hot Borneo

Tragis, Terduga Bandar Narkoba Tabalong Tewas Ditembak di Depan Anak dan Istri

Terdapat fakta baru di balik tewasnya terduga bandar narkoba di Tabalong berinisial MDH (55), Sabtu (17/6) dini hari. 

Featured-Image
Bendera tanda adanya warga yang meninggal terpasang di depan gang pelaku narkoba yang tewas terpaksa di tembak polisi. Foto - apahabar.com/Muhammad Al-Amin

bakabar.com, TANJUNG - Terdapat fakta baru di balik tewasnya terduga bandar narkoba di Tabalong berinisial MDH (55), Sabtu (17/6) dini hari. 

MDH tewas dalam penggerebekan maut di kediamannya, Desa Teratau, Kecamatan Jaro. 

MDH meninggal dunia usai ditembak polisi lantaran menyerang salah satu petugas menggunakan senjata tajam jenis katana. 

Bahkan, MDH didor tepat di hadapan istri dan anaknya. 

"Peristiwa tersebut dilihat oleh istri dan anak pelaku," ucap Kapolres Tabalong AKBP Anib Bastian, melalui PS Kasi Humas Iptu Sutargo, Sabtu sore. 

Sang anak dan istri, kata Sutargo, melihat sendiri pelaku menyerang tiga petugas menggunakan senjata tajam. 

Mereka [istri dan anak] sambung Sutargo, sudah berulang kali mengingatkan pelaku agar berhenti berbisnis haram itu. Namun pelaku keukeh pada pendiriannya. 

"Terkait meninggalnya pelaku pihak keluarga sudah menerimanya," ungkap Sutargo.

Sebelumnya, Kapolres Tabalong AKBP Anib Bastian, melalui PS Kasi Humas Iptu Sutargo membenarkan peristiwa itu. Di mana, insiden berawal dari upaya penangkapan pelaku. 

Adapun kasus ini merupakan pengembangan dari penangkapan pria berinisial MJ di halaman masjid, Desa Pudak Setegal, Kelua, Jumat (16/6) malam

"Berdasarkan keterangan MJ dan bukti percakapan di handphone, barang tersebut didapatkan dari pelaku MTN dan SY," ucap Sutargo, Sabtu (17/6).

Baca Juga: DOR! Terduga Bandar Narkoba di Tabalong Tewas Ditembak Polisi

Tak berselang lama, polisi berhasil mengamankan SY dan MTN. 

Setelah diinterogasi, keduanya mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari MDH. 

"Kemudian pengembangan dilanjutkan terhadap pelaku MDH di Desa Teratau, Jaro," katanya. 

Saat melakukan penangkapan MDH, pihaknya didampingi aparat desa setempat. Awalnya mereka mengetuk pintu rumah pelaku, namun tidak digubris. 

Polisi kemudian masuk melalui pintu seng belakang rumah. Kebetulan kala itu ada istri pelaku. 

"Petugas memperkenalkan diri dan menanyakan keberadaan suaminya. Namun istri dan anaknya menyampaikan kalau pelaku tidak berada di rumah," ungkapnya. 

Selanjutnya, polisi melakukan pencarian dan menemukan pintu kamar tidur bagian depan dikunci dari dalam.

"Petugas yang curiga pelaku ada di dalam kamar tersebut kemudian memanggilnya agar kooperatif dan keluar menyerahkan diri, tetapi tidak diindahkan pelaku," bebernya. 

Lalu, polisi berusaha mendobrak pintu kamar.

Setelah terbuka, pelaku langsung menyerang petugas menggunakan senjata tajam jenis katana.

Saat itu, salah seorang petugas tersudut di kursi pojok ruang tamu. 

Pada jarak yang sangat dekat dan sudah merasa jiwanya terancam, petugas yang terjepit menembak ke arah pelaku, namun pelaku tetap menyerang.

"Petugas lain yang mengamankan rekannya saat itu kemudian melakukan tindakan represif dengan menembak ke arah pelaku yang dinilai sangat membahayakan nyawa petugas. Hingga pelaku jatuh dan meninggal dunia," ungkapnya.

Dari penggerebekan tersebut, polisi mendapati barang bukti 2 paket sabu di dalam kamar dan di atas meja ruang tamu. 

Petugas juga menyita barang bukti timbangan digital, plastik klip, pipet, bong, skup dari sedotan dan handphone yang disembunyikan di bawah kasur. 

Editor


Komentar
Banner
Banner