Regional

Tragedi Pembunuhan Mangkauk Diatensi Kompolnas!

Kompolnas menilai tindakan premanisme yang dilakukan oleh perusahaan tambang tidak hanya bisa dibebankan kepada polisi saja

Featured-Image
Jasad Sabri bersimbah darah di areal kebun karet jalan tambang Desa Mengkauk, Pengaron, Selain luka bacokan, polisi juga menemukan luka tembak pada dahi korban. Foto via Republika

Saad pun melakukan sejumlah upaya perlawanan guna mempertahankan tanah tersebut, salah satunya menanami jalan tersebut dengan pohon karet.

"Kami mau hijaukan kembali areal ini," ujar seorang pria dalam sebuah video yang beredar luas terkait penutupan jalan hauling itu.

Sepekan memblokir jalan tambang tersebut, sekelompok orang mulai mendatangi Saad. Jumlahnya mencapai lebih dari 20 orang. Diduga merekalah orang suruhan PT JGA.

Puncaknya terjadi pada Rabu 29 Maret ketika sebanyak enam mobil menyambangi lokasi jalan yang ditutup pihak Sabri. Tak berhasil menemui Saad, sebagian dari mereka mendatangi rumah sang pemilik lahan tersebut.

Begitu tiba, pengacara Saad berkata bahwa mereka datang atas perintah PT JGA. Tujuannya, menawarkan Rp50 ribu per satu rit muatan truk.

Saad lalu membuka diri meski tidak langsung mengiyakan. Pada akhirnya juga tidak jelas kepastian negosiasi, dan sekelompok orang ini memilih untuk pulang.

Baca Juga: Belasan Preman Tambang Pembunuhan Mengkauk Masih Buron!

Saat para orang suruhan PT JGA itu kembali ke lokasi tanah berkonflik, Saad tiba-tiba mendapat kabar sudah terjadi penyerangan yang menewaskan satu warga.

Berdasar keterangan para saksi, pelaku berjumlah lebih dari 20 orang. Mereka menaiki 5 unit mobil. Masing-masing membawa senjata tajam. Bahkan senjata api.

Terungkap, seorang humas PT JGA berinisial AG disebut-sebut polisi memberi perintah kepada sekelompok preman itu untuk membuka jalan yang ditutup dengan cara apapun.  

Sebanyak 10 orang warga yang ada di lokasi pun berlarian melihat kedatangan mereka. Nahas, Sabri tertinggal. Singkat cerita, Sabri sudah ditemukan tewas dengan luka tembak pada wajah bagian pelipis, serta sejumlah luka bacok di bagian kepala, leher dan lainnya.

"Jika menunggu, semuanya akan ditebas," kata pengacara Saad menirukan perkataan para saksi.

Polisi menemukan fakta bahwa senjata api yang digunakan pelaku buatan pabrikan alias bukan rakitan berpeluru berdiameter 9 milimeter.

Baca Juga: Lansia Tewas Dieksekusi Preman Suruhan di Banjar, Anang Teringat Kasus Jurkani

Ia melihat peristiwa pembunuhan Sabri sudah terencana matang. Terlihat dari kesiapan membawa senjata tajam dan luka-luka korban pada bagian vital. Sampai saat ini, belasan orang diduga terduga pembunuh Sabri masih buron. 

"Kami mengimbau untuk mereka menyerahkan diri jika tidak kami akan melakukan penindakan tegas saat penangkapan," jelas Kapolda Kalsel Andi Rian, tempo lalu.

Editor
Komentar
Banner
Banner