Regional

Tragedi Pembunuhan Mangkauk Diatensi Kompolnas!

Kompolnas menilai tindakan premanisme yang dilakukan oleh perusahaan tambang tidak hanya bisa dibebankan kepada polisi saja

Featured-Image
Jasad Sabri bersimbah darah di areal kebun karet jalan tambang Desa Mengkauk, Pengaron, Selain luka bacokan, polisi juga menemukan luka tembak pada dahi korban. Foto via Republika

Kompolnas berpandangan aksi premanisme akan bisa diberantas jika seluruh stakeholders di antaranya pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pihak-pihak lainnya, terlibat. 

"Polisi tidak bisa sendirian, polisi tugasnya menegakkan hukum agar preman yang melakukan kejahatan harus diproses hukum," ujar Komisioner Kompolnas  Poengky Indarti, saat dihubungi bakabar.com, Selasa (11/4).

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mengkauk, PT JGA Juga Tak Ada di Kementerian

Selain para preman yang terlibat, semua pihak yang diduga memberikan perintah kepada preman untuk melakukan kejahatan harus diproses pidana.

"Yang menjadi otak kejahatan harus dipidana, kita tunggu hasil penyidikan Polda Kalsel," pungkas komisioner berlatar akademisi hukum itu. 

Peristiwa pembunuhan Sabri terjadi pada Rabu 29 Maret 2023. Ia tewas mengenaskan di areal kebun karet tak jauh dari jalan tambang Desa Mangkauk.

Sabri tewas diseret, dibacok, ditembak lalu digorok oleh sekelompok diduga preman suruhan perusahaan. Selang beberapa saat, seorang pria yang mengaku terlibat pembunuhan Sabri datang menyerahkan diri ke Polres Banjar. 

Penyerahan diri pria yang akrab disapa Yaya itu kemudian diwarnai serangkaian penangkapan tiga pelaku lain, salah satunya AB. 

Enam hari berselang, Kapolda Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, resmi menetapkan humas PT JGA tersebut sebagai salah satu tersangka pembunuhan Sabri. AB disebut-sebut sebagai orang yang memerintahkan pembunuhan kakek Sabri.

Tewasnya Sabriansyah saat berupaya mempertahankan lahan milik keluarganya di tangan sekelompok orang suruhan perusahaan tambang PT JGA benar-benar memantik perhatian masyarakat luas.

Baca Juga: Senpi Pembunuhan Barbar Preman Tambang di Banjar Bukan Rakitan!

Teranyar, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menyangsikan jika pembunuhan Sabri hanya diotaki oleh seorang humas perusahaan. Ia pun kembali meminta Kapolda Kalsel Irjen Andi Rian menangkap aktor intelektual di balik pembunuhan Sabri.

"IPW menduga kuat ada aktor intelektual terkait PT JGA," jelas Sugeng kepada bakabar.com. Senin (10/4) malam. "Jangan lupa juga telusuri siapa pemilik senjata api itu," sambung Sugeng. 

Runtun Perkara

Pembunuhan Mengkauk
Jasad Sabri ditemukan sudah bersimbah darah dengan luka tembak dan bacokan di areal kebun karet Desa Mengkauk, Pengaron, Kabupaten Banjar.

Sabri tewas dalam upaya mempertahankan hak tanah milik kerabatnya yang bernama Muhammad Saad. Di atas tanah yang diklaim Saad miliknya seluas 10 ribu meter persegi tersebut, armada yang berkaitan dengan PT JGA lalu-lalang mengangkut emas hitam selama 23 tahun lamanya.

Baca Juga: Pilu Korban Pembunuhan Mengkauk Kalsel Tinggalkan 7 Anak 

Konflik bermula ketika Saad yang tak terima lahannya digunakan menggugat sejumlah perusahaan, salah satunya PT JGA, ke Pengadilan Negeri Martapura. Saad bertekad mengambil manfaat dari kepemilikan tanah keluarga tersebut.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: 

HALAMAN
123
Editor
Komentar
Banner
Banner