bakabar.com, PELAIHARI - Kasus tabrakan yang melibatkan tongkang Rahmat Jaya milik PT Jaya Sejati Baru dengan 21 kapal nelayan di Muara Kintap, Tanah Laut, nampaknya belum akan selesai dalam waktu dekat.
Meski pertemuan antara pemilik tongkang dengan para nelayan sudah dilakukan, tapi keduanya belum menemui kata sepakat soal angka ganti rugi.
“Kemarin sudah ada pertemuan dari utusan pihak pemilik tongkang. Namun permintaan kami sesuai kerugian lapangan belum disepakati,” kata Amil, satu di antara pemilik kapal, Rabu (2/6).
Pihak tongkang Rahmat Jaya disebut menawarkan ganti rugi Rp 500 juta. Namun, angka ini dinilai terlalu kecil. Sebab menurut perkiraannya, kerugian yang diderita pemilik kapal nelayan mencapai Rp 1,47 miliar.
“Kami tolak. Sebab tidak sesuai dengan kerugian yang kami alami. Kapal itu bikinnya mulai harga Rp 100 juta sampai Rp 250 juta. Jadi belum sepadan dengan kerugian kami,” kata Amil.
Jika tidak bisa memenuhi tuntutan itu, para nelayan mengusulkan agar tongkang yang menabrak kapal nelayan untuk dijual. Hasil penjualannya kemudian dibagi-bagikan kepada para nelayan.
“Tongkang itu diperkirakan laku dijual hingga Rp 2,5 miliar,” ujarnya.
Namun, usulan ini segera ditolak. Utusan pemilik tongkang Rahmat Jaya, lanjut Amil, berjanji akan membicarakan kembali dengan atasannya.
“Kami harap segera ada solusinya sebab sudah beberapa pekan kami tidak bisa melaut akibat kapal rusak,” tandasnya.
Kapolres Tanah Laut AKBP Cuncun Kurniadi melalui Kasat Polair AKP Supriyanto mengakui belum adanya kesepakatan itu.
Pihak kepolisian, kata dia, juga ikut hadir dalam pertemuan yang dilakukan antara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) bersama perwakilan pemilik tongkang.
“Namun saat dilakukan pertemuan dua kali belum ada kesepakatan. Kemungkinan akan kembali ada pertemuan,” katanya.
Sebelumnya, tongkang tanpa awak, Kamis sekitar pukul 12.25 Wita, Malam menghantam kapal-kapal nelayan yang sedang sandar di dermaga pelabuhan ikan Desa Muara Kintap.
Tali kapal tongkang terputus akibat tidak kuat menahan arus air yang sedang meningkat karena banjir.
Tongkang itu kemudian menghantam 21 kapal nelayan setempat yang sedang sandar di pelabuhan ikan. Dermaga dan jembatan juga mengalami kerusakan akibat kuatnya hantaman tongkang.
AKP Supriyanto menyebut tongkang sudah lama tambat sekitar 3 mil dari pelabuhan akibat terjadi pendangkalan muara laut.
“Saat air naik ditambah arus sungai deras tali kapal tongkang terputus,” katanya.