Pemkab HSS

3 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes HSS Lakukan Upaya Pencegahan

Dinkes HSS melakukan upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN 3 M plus dengan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).

Featured-Image
Dinas Kesehatan HSS bersama anggota TNI melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Foto-Dinkes HSS

bakabar.com, KANDANGAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) melakukan upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN 3 M plus dengan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).

Pencegahan ini dilakukan sesuai surat edaran (SE) Bupati HSS Nomor 443.4.42/108/P2P/Dinkes serta SE Pj Bupati HSS Nomor 100.3.4.2/28/Dinkes tentang pelaksanaan PSN 3 M Plus dengan gerakan satu rumah satu Jumantik.

Apalagi berdasarkan data Dinas Kesehatan HSS, ada tiga orang kasus meninggal akibat DBD, rinciannya 2 orang usia 1,5 dan 14 tahun di Daha Selatan bulan Desember ini. Kemudian satu orang usia 18 tahun di Telaga Langsat bulan November 2023.

"Setiap Puskesmas kita laksanakan PSN 3 M Plus, penyuluhan, serta pembagian bubuk abate," kata Kabid P2P Dinkes HSS Daru Priyanto, Kamis (28/12) sore.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan HSS juga melaksanakan fogging atau penyemprotan pada lokasi yang ditemukan kasus DBD.

Meminjam data Dinkes HSS selama 2023, kasus DBD di wilayah Kabupaten HSS mengalami peningkatan besar dibandingkan tahun lalu.

Sejak awal Januari sampai dengan 28 Desember 2023 tercatat sudah ada 431 kasus DBD. Jumlah ini naik sangat tinggi dibanding tahun 2022 hanya sebesar 38 kasus.

431 kasus DBD tersebar dengan rincian 70 kasus di Puskesmas Kandangan, 64 kasus di Angkinang, 46 kasus di Jambu Hilir, 32 kasus di Puskesmas Kaliring, 27 kasus di Puskesmas Nagara, 25 kasus di Puskesmas Batang Kulur.

Selanjutnya, 22 kasus di Puskesmas Sungai Raya, 20 kasus di Bayanan, 17 kasus di Wasah, 16 Puskesmas Bamban, 16 kasus di Puskesmas Gambah, 14 kasus di Baruh Jaya, 11 kasus di Simpur, 10 kasus di Puskesmas Padang Batung.

Lalu ada 9 kasus di Puskesmas Telaga Langsat, 9 kasus di Sungai Pinang, 9 kasus di Puskesmas Pasungkan, 8 kasus di Kalumpang, 3 kasus di Puskesmas Malinau, 2 kasus di Loksado, serta 1 kasus di Puskesmas Bajayau.

Sedangkan untuk kategori usia, ada 10 kasus dibawah 1 tahun, 31 kasus usia 1 sampai 4 tahun, 191 kasus usia 5 sampai 14 tahun, 163 kasus usia 15 sampai 44 tahun, 36 kasus usia diatas 45 tahun.

Faktor penyebab meningkatnya jumlah kasus DBD akibat perubahan cuaca dari panas yang berkepanjangan ke musim penghujan.

"Ditambah prilaku kebersihan masyarakat kita yang kurang baik seperti membuang sampah sembarangan sehingga nyamuk DBD berkembang biak," jelas Daru.

Editor


Komentar
Banner
Banner