bakabar.com, JAKARTA – Penghargaan Oscar identik dengan apresiasi terhadap film karya Hollywood atau Eropa. Namun tahun ini terdapat lebih banyak sineas Asia yang masuk nominasi Oscar.
Beragam karya dihasilkan oleh sineas Asia mulai dari komedi sampai dengan Thiller. Melansir dari Variety, berikut film-film karya sineas Asia yang barhasil mencatatkan namanya dalam nominasi Oscar.
Perfect Days (Jepang)
Meski dinahkodai oleh sutradara asal Jerman, Wim Wenders, film yang berjudul Perfect Days itu terdaftar dalam nominasi Oscar sebagai perwakilan dari Jepang.
Film itu bercerita tentang Hirayama (Koji Yakusho) yang menjalani menjalani hidup sederhana sebagai seorang petugas kebersihan di Tokyo. Ia sangat menyukai musik dan buku, serta memotret burung-burung hingga pepohonan.
Namun, film tersebut perlahan bercerita tentang kehidupan masa lalu Hirayama, dimana ia yang terus menemui beragam kejadian yang mengubah hidupnya.
Melody (Tajikistan)
Berikutnya adalah film yang berasal dari Tajikistan dengan judul Melody. Film tersebut disutradarai oleh Behrouz Sebt Rasoul yang juga merangkap posisi sebagai produser dan penulis naskah.
Film Melody bercerita tentang perjalanan seorang wanita bernama Melody yang mengajar di sebuah fasilitas kanker anak. Di sana ia menjadi guru musik dari 30 anak penderita kanker.
Suatu hari Melody berencana untuk mengajak ke-30 anak penderita kanker tersebut untuk membuat sebuah lagu yang dihasilkan dari komposisi 30 burung peliharaan berbeda.
Melody menjadi film pertama asal Tajikistan, setelah 18 tahun yang berhasil mencatatkan di dalam penghargaan bergengsi itu. Tahun ini menjadi kali ketiga negara Asia Tengah itu masuk ke dalam Oscar.
Concrete Utopia (Korea Selatan)
Setelah kesuksesan dari film Parasite pada 2019, Korea Selatan kembali mendaftarkan diri ke dalam penghargaan Oscar melalui film Concrete Utopia.
Film tersebut disutradarai oleh Tae-hwa Eom dan dibintangi oleh sejumlah artis K-pop papan atas seperti Lee Byunghun dan Park Seojoon. Serta dibintangi oleh Park Bo-young dan Kim Sun-young.
Film Concrete Utopia bercerita tentang perjuangan masyarakat Korea Selatan untuk bertahan setelah terjadi gempa berskala besar. Mereka harus bertahan sampai tim penyelamat nasional tiba.
Marry My Dead Body (Taiwan)
Menjadi film yang paling diperhitungkan, Marry My Dead Body telah meraih kesuksesan yang cukup tinggi dengan perolehan keuntungan sebesar USD11,3 juta atau setara Rp172 miliar (kurs Rp15.231 per Dollar) selama perilisan di Taiwan.
Karya hasil garapan Wei-Hao Cheng itu Tidak hanya itu, setelah penyangan di bioskop, Marry My Dead Body tercatat sebagai salah satu dari 10 film non-Inggris yang paling banyak ditonton.
Marry My Dead Body bercerita tentang kejadian horror yang menimpa seorang polisi di Taiwan. Kejadian horor yang sering terjadi membuat hidup polisi tersebut mengalami perubahan.