Tak Berkategori

Terbitkan Obligasi, Pertamina Peroleh Tambahan Modal USD 1,5 Miliar

apahabar.com, JAKARTA – PT Pertamina mendapat kucuran dana sebesar USD 1,5 miliar berasal dari penerbitan global bond. Dana…

Featured-Image
PT Pertamina. Foto-Istimewa

bakabar.com, JAKARTA - PT Pertamina mendapat kucuran dana sebesar USD 1,5 miliar berasal dari penerbitanglobal bond.Dana ini rencananya akan dialokasikan untuk memodali pembangunan kilang pada 2020.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Masury mengatakan,global bondditerbitkan pada 30 Juli 2019 sampai 5 Agustus ‎2019 dilakukan dengan dua paket.

Pertama sebesar USD 750 juta dengan bunga 3,65 persen bertenor 10 tahun dan berikutnya sebesar USD 750 juta dengan bunga sebesar 4,7 persen bertenor 30 tahun.

“Kita sudah menerbitkanglobal bond30 Juli lalu, penyelesaian minggu pertama Agustus closing 5 Agustus jumlah USD 1,5 miliar,” kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pahala menyebutkan, alokasi ‎belanja modalPertaminapada 2020 sebesar USD 8 miliar,. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun ini mencapai 4,4 miliar.

Penerbitan global bond Pertamina mendapat sambutan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya kelebihan permintaan mencapai USD 12 miliar.

“Kita harus disiplin, meski demand besar, ktia tetap terbitkan USD 1,5 miliar,” tandasnya.

Untuk diketahui, Pertamina sedang menggarap proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) kilang dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP).

‎Ada empat kilang yang masuk dalam Proyek RDMP, yaitu Balikapapan, Kalimantan Timur, di Balongan, Jawa Barat, Dumai Riau dan Cilacap, Jawa Tengah. Khusus Kilang Balikpapan, Pertamina sudah memulai persiapan fisik di lapangan.

PT Pertamina(Persero) mencatat pencapaian laba bersih semester 1 2019 mengalami peningkatan 112 persen dibanding periode yang sama pada 2018.

‎Direktur Keuangan Pertamina Pahalah N Mansury mengatakan, pencapaian laba bersih semester 1 2019‎ sebesar USD 660 juta atau Rp 9,4 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebear USD 311 juta atau Rp 4,4 trilin

“Memang meningkat signifikan dibanding semester pertama tahun lalu,” kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pahala mengungkapkan, peningkatan laba bersihPertaminadisebabkan penurunan harga minyak dunia sepanjang periode tersebut dengan rata-rata USD 63 per barel, sehingga membuat biaya produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami penurunan.

‎”Memang komposisi signifikan adalah minyak mentahnya kita produksi BBM tapi crude diproduksi kilang kita,” tuturnya.

Pahala mengakui, penurunan harga minyak juga membuat pen‎urunan pendapatan, namun jika dibandingkan dengan penurunan beban biaya produksi jauh lebih lebih sedikit.

“Turunnya ICP biaya beban produksi kita mengalami penurunan. Memang menurunnya hara ICP sedikit mengalami penurunan, tapi penurunan pendapatan lebih kecil dibanding beban pokok penjualan,” tandasnya.

Baca Juga: Pengusaha Kuliner Gunakan Elpiji Nonsubsidi

Baca Juga: Rumah Sambal Acan Raja Banjar Segera Buka Cabang di Batulicin

Sumber: Liputan6.com
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner