bakabar.com, BALIKPAPAN – Pemkot Balikpapan sepertinya batal menggunakan kapal milik PELNI sebagai fasilitas tempat isolasi terpadu (isoter). Hal ini setelah beberapa pertimbangan lantaran banyaknya persyaratan teknis yang harus dipenuhi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat. Namun rupanya beberapa aturan teknis yang harus dipenuhi menjadi kendala. Seperti contoh menyediakan sumber daya manusia, serta adanya rumah sakit pengampuh.
“Kita cukup berat, karena menyediakan sumber daya manusia kan tidak mudah. Belum lagi harus ada rumah sakit pengampuh. Nah RSUD Beriman ini kan sudah menjadi pengampuh Asrama Haji, nggak boleh dua pengampuh dalam satu rumah sakit,” ungkapnya.
Kendala teknis lainnya yakni syarat berlabuh dan bersandar kapal di Pelabuhan. Yakni terdapat batas waktu dalam satu kapal yang harus berlabuh. Hal ini akan menyulitkan pihaknya dalam mobilisasi pasien ke kapal maupun sebaliknya.
“Dermaga Balikpapan rupanya tidak bisa bersandar lama. Nah ini ada kesulitan teknis sendiri kalau berlabuh dalam hal menaikkan turunkan pasien ataupun tenaga kesehatan ke kapal,” jelas wanita yang akrab disapa Dio itu.
Memang diakui Dio bahwa program tersebut sangatlah baik, bahkan ditanggung pembiayaannya oleh APBN. Hanya saja waktunya yang dirasa tak tepat lantaran pihaknya harus melakukan banyak persiapan dalam hal melengkapi persyaratan yang diminta.
“Waktunya belum tepat untuk di Balikpapan saat ini. Karena kita ketahui sangat sulit mencari SDM Kesehatan di Kaltim saat ini. Jadi kita optimalkan dulu fasilitas isolasi yang saat ini tersedia,” pungkasnya.