Terbatas Anggaran, Sekjen PSAI: Tongkat Medis Bukan Halangan

Persatuan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI) sedang melakukan penjaringan pemain sebakbola amputasi untuk Tim Nasional (Timnas) pada laga Piala Asia 2024.

Featured-Image
Tongkat salah satu pemain yang patah /Apahabar Ulil

bakabar.com, JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) sedang melakukan penjaringan pemain sepak bola amputasi untuk Tim Nasional (Timnas) pada laga Piala Asia 2024. Kualifikasi setingkat Jawa Timur tengah berlangsung di Stadion Notohadinegoro, Kabupaten Jember Rabu (5/3).

Sekjen PSAI Rusharmanto Sutomo mengakui hingga kini pihaknya belum mendapatkan anggaran dari pemerintah.

"PSAI Pusat belum ada anggaran, masih mandiri, masih mencari support dari pemerintah," ujar Rusharmanto kepada bakabar.com, Rabu (5/3).

Meski tidak memiliki anggaran, PSAI mampu menunjukkan bukti bahwa timnya mampu masuk dalam peringkat 22 di Piala Dunia Sepak Bola Amputasi di Turki pada 2022 lalu.

Baca Juga: Laga Sepak Bola Amputasi di Jember, Mayoritas Gunakan Tongkat Medis

"Saat ini duduk di ranking 22 besar dunia. Asia Tenggara nomor 1 dan Asia ranking 5 setelah Iran dan Irak," paparnya.

Keberhasilan itu sudah berdampak dengan adanya dukungan dari Kemenpora, kendati belum dalam bentuk dukungan pendanaan.

"Walaupun sudah didukung Kemenpora tapi belum ada anggaran," katanya.

Rusharmanto juga menegaskan jika secara nasional masih banyak atlet sepak bola amputasi yang menggunakan perlengkapan terbatas, yakni tongkat medis untuk bermain. Kendati demikian, keterbatasan tidak dijadikan hambatan.

Baca Juga: Polres Jember Cari Barang Bukti di Rumah Korban Pesta Miras

"Agar tetap bisa berjalan kita jalani aja. Sebagai tantangan bukan sebagai halangan," ujarnya.

"Masih banyak, secara nasional, atlet pakai tongkat medis," imbuhnya.

Saat ini pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan kampus ITB untuk membuat modifikasi tongkat, sekaligus mendukung produk dalam negeri.

"Kami menjajaki dari ITB, coba modifikasi tongkat agar bisa dibuat di Indonesia sendiri," jelasnya.

Baca Juga: Bertekad Berantas Mafia Sepak Bola, PSSI akan Gunakan Teknologi

Penggunaan tongkat medis untuk sepak bola, katanya, memang sangat rawan patah. Sementara harga tongkat siku yang memiliki standar untuk sepak bola harganya cukup mahal.

"Tongkat (medis) ini riskan, kalau kena tendangan bola kencang bisa patah," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) sudah ada di sejumlah daerah. Rusharmanto tidak menyebut pasti jumlahnya, sebab ada yang sudah terbentuk dan ada yang masih dalam proses.

"PSAI di Jakarta ada 1, di Jabar ada 3, di Jatim cukup banyak, Makassar, Papua proses, Jogja juga mulai," katanya.

Editor


Komentar
Banner
Banner