Politik

Tensi Pilkada Banjarbaru Naik, Pengamat: Masyarakat Harus Kritis

apahabar.com, BANJARBARU – Politik di Banjarbaru sangat berubah usai meninggalnya Wali Kota, Nadjmi Adhani. Sebab, kini…

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-JawaPos.com

bakabar.com, BANJARBARU – Politik di Banjarbaru sangat berubah usai meninggalnya Wali Kota, Nadjmi Adhani. Sebab, kini beberapa nama baru mencuat dalam panggung kontestasi Pilkada akhir tahun ini.

Seperti Syahriani Syahran yang telah mendeklarasikan diri maju sebagai calon wakil wali kota berpasangan dengan Aditya Mufti Ariffin sebagai calon wali kotanya.

Diikuti Darmawan Jaya Setiawan yang juga mengungkap pasangannya, Martinus kehadapan publik usai bungkam beberapa waktu sejak pasangan sebelumnya gugur melawan Covid-19.

Hal ini sontak mengejutkan publik, dalam hal ini ialah masyarakat kota Banjarbaru. Tak sedikit yang terkejut dengan munculnya nama-nama baru dan tarik ulurnya dukungan partai terhadap Bacada (bakal calon kepala daerah).

“Saya ga mengira kalau bakal berubah sedrastis ini sejak pak Nadjmi meninggal, intinya semoga yang terpilih nanti yang terbaik untuk kota Banjarbaru,” ujar salah seorang masyarakat, Yudha kepada bakabar.com, Selasa (18/8) siang.

Pengamat politik pun mengatakan dinamika politik di Banjarbaru terjadi secara fluktuatif atau naik turun. “Artinya kan di Banjarbaru ini mengalami semacam pasang surut gairah pemilu, elitnya kan sempat tuh waktu di awal-awal rame daftar, kemudian ada fasenya turun melandai karena calon independen tidak memenuhi persyaratan dan calon lainnya mengundurkan diri,” ujar Direktur Global and Local Democracy (GLORY) Institute, Pathurrahman Kurnain kepada media ini.

Sekarang lanjutnya, pasca meninggalnya Nadjmi Adhani, dinamika politik naik lagi menjadi bergairah dan memanas.

“Jadi dinamika politik di Banjarbaru fluktuatif dari naik turun naik lagi berubah-rubah lalu bermunculan dan kembali menghangat roda kompetisinya,” jelas Pathur, sapaan akrabnya.

Menurutnya, masyarakat harus jeli dan dapat memetik pelajaran dari dinamika politik yang terjadi saat ini. Jangan masyarakat mengkritisi gimik dan drama politiknya namun lebih ke programnya.

“Ini pelajaran bagi masyarakat bahwa politik itu dinamis semua hal bisa terjadi artinya jangan terlalu percaya apa yang disampaikan oleh politisi kita harus kritis karena politisi hari ini bisa berkata A besok berkata B itu wajar jadi jangan masyarakat marah,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Pathur masyarakat juga perlu menilai prilaku elit dalam mengusung calon.

“Nah kenapa partai politik berubah-ubah sikap, berarti kan tidak ada basis program yang jelas oleh parpol. Harusnya kita juga bisa menguji konsistensi parpol itu untuk mendukung kadernya maju dalam pilkada Banjarbaru, apasih indikator utamanya,” jelasnya.

Karena katanya yang tampak selama ini parpol hanya mencari peluang kemenangan.

“Itu juga penting, tapi yang didukung yang diperjuangkan itu seharusnya dilihat dari program-programnya apa kalau itu bagus itu yang diperjuangkan oleh partai politik bukan hanya melihat dari sisi dia berpeluang tinggi atau tidak, seharusnya kita tidak berbicara kemenangan dulu di awal kita berbicara program,” terang Pathur.

Dengan begitu, masyarakat dapat mengkritisi program bukan mengkritisi gimik, karena gimik dari politik tidak berimplikasi signifikan bagi masyarakat.

“Yang kita bedah itu sebenarnya isi kepalanya kemudian bagaimana programnya bukan drama politisinya, lelah masyarakat membicarakan itu terus unfaedah,” tegasnya.

Timbulnya drama politisi itu katanya sedikit disayangkan baik dari elitnya maupun partai politik nya. Sehingga untuk masyarakat lebih baik melihat program daripada figur-figur tersebut.

“Dan lebih mengutamakan visinya, janji politiknya yang bisa kita uji, kita kawal dalam 5 tahun ke depan apabila yang bersangkutan terpilih,” pungkasnya.

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner