bakabar.com, BANJARMASIN – Sikap tegas ditunjukkan puluhan sopir angkutan di Kalimantan Selatan. Mereka mantap mogok kerja buntut kelangkaan solar subsidi.
"Kami tidak mau ngangkut, biarkan logistik macet. Mereka [pemerintah] gak mau tahu, kita juga gak mau tahu," kata Toni, salah seorang sopir angkutan, usai demo di depan kantor Pertamina Cabang Banjarmasin, Rabu (9/3).
Toni menegaskan aksi mogok murni inisiasi para sopir. Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kalsel tak ikut campur. Aksi mogok akan terus dilakukan sampai ada kepastian.
Kepastian yang dimaksud adalah permintaan terhadap Pertamina membuat jalur khusus pengisian BBM Bio Solar angkutan barang anggota Organda di SPBU.
Ribut-ribut soal kesulitan sopir truk mendapatkan solar subsidi memang sudah lama terjadi. Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan dalam menangani masalah klasik ini. Misalnya menambah kuota solar di Kalsel. Dari sebelumnya yang hanya 254 ribu kilo liter per tahun.
Meski begitu, masalah kesulitan para sopir mendapatkan bahan bakar tertentu (BBT) di sejumlah SPBU Kalsel masih terdengar sampai ini.
"Sudah ditambah kuota solar, tetap saja para sopir belum terpenuhi. Berarti apa yang salah?" heran Ketua DPD Organda Kalsel, Edy Sucipto.
Maraknya dugaan para pelangsir terhadap solar subsidi di sejumlah SPBU memang sudah jadi rahasia umum. Meski begitu, Organda tak lagi menyoal itu. Satu-satunya permintaan mereka sekarang hanya pembuatan jalur khusus.
Sementara Sales Area Manager (SAM) PT Pertamina Kalselteng, Drestanto merasa harus ada payung hukum khusus dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Bila sudah ada, ia memastikan aturan tersebut bakal dijalankan Pertamina.
Menurutnya, dasar hukum tertulis memang sangat perlu. Agar penyaluran solar subsidi bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau kami jalankan tanpa ada aturan tertulis nanti bakal mengancam kami, bisa ada temuan dari kami," ujarnya.
Termasuk, bila ada permintaan dari pemerintah agar Pertamina membuat jalur khusus untuk para sopir guna mendapat solar subsidi sesuai kebutuhan.