bakabar.com, TANJUNG - Menandai milad ke-5 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Muhammad Nafis, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Tabalong menggelar diskusi publik, Sabtu (25/2).
Diskusi bertema 'Bonus Demografi 2030, Peluang atau Kutukan Bagi SDM Tabalong' tersebut digelar di Aula STIT.
Dipandu Wakil Ketua I STIT SMN Tabalong, H Wahyu Wibowo, diskusi menghadirkan Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Ketua Pusat Bisnis dan Kewirausahaan, Hastin Umi Anisah, sebagai salah seorang pemateri.
Juga diikuti mahasiswa, sejumlah pengusaha dan organisasi kemasyarakatan, diskusi itu juga menjawab tantangan Bupati Tabalong agar KAHMI meningkatkan kembali semangat mahasiswa untuk berdiskusi.
"Diakui atau tidak, diskusi intelektual semakin menurun di kalangan perguruan tinggi di Tabalong," papar Muryadie, Koordinator KAHMI Tabalong.
Pembahasan bonus demografi 2030-2045 juga dianggap menarik, mengingat Indonesia diperkirakan akan memiliki 70 persen penduduk berusia produktif antara 15 hingga 64 tahun.
Digadang-gadang peningkatan jumlah penduduk usia produktif tersebut dapat digunakan untuk mengoptimalkan menggenjot ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
"Kalau Tabalong mampu memanfaatkan bonus demografi, berarti akan menjadi peluang positif. Namun kalau sebaliknya, bonus demograsi hanya akan menjadi kutukan," beber Muryadie.
"Makanya kami berharap diskusi ini menjadi pemantik untuk mahasiswa, karena salah satu senjata utama menghadapi bonus demografi adalah dengan peningkatan kualitas," pungkasnya.