kesehatan mental

Tanda Hubungan Sudah Tidak Sehat, Kenali Indikasinya

Tak semua proses bisa mendewasakan, sebab banyak pula jenis pertengkaran yang malah jadi pertanda jika hubungan sudah tidak bisa diselamatkan dan sebaiknya

Featured-Image
Ilustrasi hubungan yang bermasalah. Foto: Net.

bakabar.com, JAKARTA – Bertengkar sehat, istilah yang digunakan untuk menggembarkan bagaimana sebuah relasi justru bisa semakin membaik usai berselisih, selagi dilewati dengan proses yang benar.

Akan tetapi tak semua proses itu bisa mendewasakan, sebab banyak pula jenis pertengkaran yang malah jadi pertanda jika hubungan sudah tidak bisa diselamatkan dan sebaiknya diakhiri.

Mengutip Your Tango, ada sederet tanda yang menunjukkan jika hubungan yang dijalani sebaiknya diakhiri. Apa sajakah itu?

1. Tidak Saling Percaya

Hubungan yang sehat berisi sepasang insan yang berbagi kepercayaan satu sama lain. Selain kesetiaan pada komitmen, hal fundamental lainnya ialah kepercayaan untuk membagikan rahasia atau kisah traumatik secara nyaman.

Dalam The Huffington Post, Psikoterapis Andrea Wachter menyatakan pentingnya hubungan yang dibangun di atas kejujuran dan kepercayaan. “Butuh waktu dan konsistensi untuk membangun kepercayaan. Itu berarti jujur tentang perasaan, kebutuhan, dan keberadaan Anda,” ujarnya.

Bila salah satu, bahkan yang terburuk ialah keduanya sudah tak saling percaya dan menjaga kepercayaan, maka akan sulit diperbaiki lagi.

Selain itu, relasi yang berjalan hanya beirisi tekanan atau ketakutan untuk jujur berbagi, maka hal tersebut menjadi tanda bahwa hubungan tersebut tidaklah sehat.

2. Putus Komunikasi

Sulit berbicara secara langsung adalah satu tanda berikutnya. Jika telah mencoba terapi pasangan atau cara lain tapi belum bisa melakukannya, ini berarti pasangan itu tidak bisa mendengar satu sama lain.

Jajak pendapat YourTango dari 100 profesional kesehatan mental mengungkapkan bahwa gangguan komunikasi sejauh ini merupakan faktor yang paling sering disebutkan yang menyebabkan pertengkaran bahkan perpisahan.

Faktor kedua yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik. Bagaimana Anda menyelesaikan konflik? Dengan berkomunikasi. Jika tidak ada komunikasi, tidak ada harapan untuk hubungan itu. 

3. Hilang Ketertarikan

Pernah tertarik dengan seseorang kemudian perasaan itu lenyap begitu saja ketika bersua di kesempatan berikutnya? Hal itu tentunya biasa. Namun situasi yang sama jangan sampai terjadi pada pasangan yang telah terikat dalam sebuah komitmen bersama.

Meski tak menutup kemungkinan dalam perjalanan menjalin sebuah hubungan, naik turunnya perasaan terjadi. Faktor-faktor seperti kebiasaan buruk yang tidak diperbaiki, pengabaian peran, tak menjaga diri (penampilan), atau bahkan hilangnya perasaan bisa juga dipicu karena murni kejenuhan satu sama lain.

Jika demikian, sebaiknya dibicakan secara baik-baik dan dicari solusinya, namun jika sudah di titik yang serba dipaksakan maka periksa kembali apakah Anda sanggup menanggung matinya perasan manakala mendampinginya?

4. Tak Menunjukkan Bahasa Cinta

Kendati hubungan yang minim romantisme secara teoritis dapat diperbaiki, faktanya kebanyakan pasangan yang berhenti saling memberi perhatian tidak berhasil memulihkan hubungan mereka. 

Pentingnya bertukar kehangatan dan menunjukkan rasa cinta terhadap pasangan menjadi jembatan utama dalam menjalankan relasi intim. 

Pasangan yang abai bahkan dingin dan cenderung tidak saling menginginkan, bahkan tidak melakukan sentuhan yang sehat dan penuh kasih menjadi indikasi bila hubungan tersebut patut dipertanyakan.

5. Didominasi Interaksi Negatif

Pakar hubungan John Gottman mengatakan pasangan perlu memiliki gaya interaksi positif yang berarti belajar berargumen dengan adil, dan mengetahui cara mengungkapkan kemarahan tanpa merusak hubungan.

“Kemarahan hanya memiliki efek negatif dalam hubungan jika diekspresikan bersamaan dengan kritik atau penghinaan, atau jika bersifat defensif,” jelas Gottman.

Dia mengatakan bahwa ketika pasangan justru merasa puas dengan konflik atau mungkin gemar berdebat yang diakhiri dengan mencoreng martabat pasangannya, hal tersebut mengindikasikan potensi relasi yang akan didominasi oleh upaya melumpuhkan emosi dan nalar.

Untuk itu, Anda sudah tahu jika hal negatif tersebut memberi efek berkepanjangan yang sebaiknya diselesaiakn sejak dini, bukan?

Editor


Komentar
Banner
Banner