Tak Berkategori

Tak Singgung Nasib Siswi, Taliban Perintahkan Siswa Kembali Sekolah

apahabar.com, JAKARTA – Pemerintahan baru Afghanistan di bawah rezim Taliban memerintahkan seluruh siswa dan tenaga pendidik…

Featured-Image
Siswa perempuan Afghanistan. Foto-Getty Images

bakabar.com, JAKARTA – Pemerintahan baru Afghanistan di bawah rezim Taliban memerintahkan seluruh siswa dan tenaga pendidik laki-laki kembali sekolah.
Namun Taliban, tak menyinggung nasib para siswi dan tenaga pendidik perempuan, terkait perintah tersebut.
Perintah tersebut dikeluarkan rezim Taliban melalui diktat kementerian pendidikan pada Jumat (17/9) kemarin.
“Semua guru dan siswa pria harus menghadiri lembaga pendidikan mereka,” bunyi peraturan terbaru kementerian itu seperti dikutip AFP seperti dilansir CNN Indonesia.
Sekolah menengah pertama dan menengah atas yang berisi siswa antara 13-18 tahun kerap dipisahkan berdasarkan jenis kelamin di Afghanistan. Hal itu dilakukan lantaran Afghanistan telah lama menerapkan hukum Islam.
Selama pandemi Covid-19, sekolah mengalami penutupan berulang kali. Seluruh sekolah pun kembali ditutup sejak Taliban mengambil alih pemerintahan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu.
Meski masih kerap terpingirkan, perempuan Afghanistan mulai diberi ruang untuk terlibat di masyarakat sejak kejatuhan rezim Taliban yang berkuasa pada 1996-2001.
Sejak itu, perempuan Afghanistan mulai bisa bebas sekolah hingga bekerja menjadi anggota parlemen, hakim, pilot, polisi.
Sejak invasi AS menggulingkan Taliban pada 2001, jumlah sekolah juga bertambah tiga kali lipat di Afghanistan. Jumlah perempuan Afghanistan yang melek huruf sejak itu pun naik menjadi 30 persen.
Perubahan itu sebagian besar berada di perkotaan.
Namun, hak perempuan di negara itu kembali terancam setelah Taliban berkuasa lagi. Kelompok itu menegaskan akan memerintah lebih terbuka dan inklusif, termasuk melindungi hak perempuan.
Meski begitu, kenyataannya, sejumlah aturan terbaru yang keluar berkata sebaliknya. Taliban baru-baru ini melarang perempuan berolahraga, menganggap mereka tidak bisa bekerja di pemerintahan apalagi sebagai menteri, dan melarang perempuan bekerja bersama laki-laki.
Sederet aturan itu dinilai mencerminkan Taliban yang tidak berubah, senang mengekang hak perempuan, dengan dalih hukum Islam sesuai interpretasi mereka.
Sejauh ini, rezim Taliban baru membuka kembali sekolah dasar. Namun, kelas untuk siswa pria dan perempuan dipisah.
Rezim baru Afghanistan juga mengizinkan perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi di universitas hingga pascasarjana. Hanya saja, tetap ada sejumlah persyaratan ketat bagi perempuan sebelum bisa bersekolah mulai dari aturan berpakaian hingga pelajaran yang boleh diambil.
PBB mengatakan sangat khawatir dengan masa depan pendidikan perempuan di bawah rezim Taliban saat ini.
“Sangat penting bahwa semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih tua dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih lanjut. Untuk itu, kami membutuhkan guru perempuan untuk melanjutkan mengajar,” kata badan PBB untuk urusan anak-anak (UNICEF).


Komentar
Banner
Banner