bakabar.com, JAKARTA – Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 telah mengilangkan kesempatan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak.
Kehadiran perhelatan Piala Dunia U-20 seharusnya menjadi momentum emas bagi seluruh pelaku usaha untuk ikut mencari peluang demi meningkatkan nilai ekonomi.
“Apalagi Indonesia sudah mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan perhelatan itu kisaran Rp500 miliar,” ujar Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman kepada bakabar.com, Kamis (30/3).
Padahal jika penyelenggaraan perhelatan itu tetap berlangsung maka ekonomi akan bergerak tumbuh, terutama pada industri sepak bola dalam negeri.
Baca Juga: Waketum PSSI Berharap Timnas U-20 Masih Bisa Main di Piala Dunia U-20
Diketahui Presiden FIFA Gianni Infantino telah mengumumkan pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu disampakan saat menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar pada Rabu, 29 Maret 2023.
Meski FIFA tidak menjelaskan secara rinci alasan dari pencabutan tersebut, diduga hal itu ada kaitannya dengan tragedi Kanjuruhan, Malang yang terjadi pada Oktober 2022 silam. Menurutnya, Indonesia saat ini masih dalam proses transformasi sepak bola.
Hal lainnya terkait dengan venue pertandingan. Setidaknya ada enam stadion yang disiapkan sebagai venue Piala Dunia U-20 2023. Namun, stadion-stadion tersebut belum benar-benar siap 100 persen.
Sebut saja Stadion Jalak Harupat yang perlu memperbaiki area siaran dan tribun penonton. Sementara itu, Gelora Jakabaring Palembang wajib memperbaiki area parkir yang masih kurang.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal!
Adapun markas Persebaya Surabaya, Stadion Gelora Bung Tomo, dinilai masih kurang dalam hal fasilitas penonton difabel, lahan parkir, tempat duduk di tribun selatan serta wajib memperbaiki akses bagi para awak media.
Alasan terakhir, karena penolakan sejumlah kepala daerah terhadap kehadiran Timnas Israel U-20 untuk tampil di wilayah mereka. Ironisnya, wilayah yang dipimpin kepala daerah ini sudah ditunjuk FIFA sebagai lokasi venue Piala Dunia U-20 2023.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster jadi yang paling disorot terkait penolakan ini. Akiabatnya, FIFA membatalkan drawing dan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia hingga menyebabkan Timnas Indonesia U-20 batal ambil bagian di ajang bergengsi tersebut.
Menyikapi hal itu, Indef menilai Indonesia harus mencari peluang dan kesempatan ekonomi dari penyelenggaraan ajang olehraga dunia lainnya. Hal itu memang harus disiapkan sejak jauh-jauh hari.
Baca Juga: Sempat Disambangi FIFA, Hotel di Solo Gigit Jari Piala Dunia Batal
“Indonesia harus memanfaatkan event olah raga dunia lainnya, seperti MotoGP, Formula E, dan lainnya untuk mendongkrak perekonomian nasional dan daerah,” jelasnya.
Ajang olah raga dunia seperti Piala Dunia U-20 memiliki nilai tambah ekonomi yang sangat tinggi. Pasalnya hal itu berdampak, tidak hanya terhadap industri olah raga, namun juga pengembangan UMKM dalam negeri dan industri kreatif, serta pariwisata.