bakabar.com, JAKARTA - Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan menargetkan adanya 60 ribu investor baru untuk Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 2023.
“Targetnya itu kira-kira selain dari sisi nominal, kita juga menarget adanya penambahan investor baru. Dan kalau kita sampaikan untuk yang tahun 2023 ini, selama setahun kita targetkan ada investor baru 60 ribu,” kata Deni di Jakarta, Kamis (22/6).
Dari segi nominal, Kemenkeu menargetkan penerbitan SBN Ritel senilai Rp130 triliun hingga Rp150 triliun. Angka itu tercatat naik 21 persen sampai 40 persen dibandingkan realisasi penerbitan SBN Ritel pada 2022 yang senilai Rp107 triliun.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa tahun ini minat masyarakat dalam berinvestasi di SBN Ritel semakin meningkat. Dilihat berdasarkan profil investor, justru tahun ini sekitar 40 persen investor SBN Ritel didominasi oleh para investor muda.
Baca Juga: Program Keringanan Utang, Kemenkeu: Debitur Silahkan Manfaatkan
Ia menilai, antusiasme masyarakat dalam berinvestasi terhadap SBN dapat dilihat dari penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 yang lalu. Dari hasil penerbitan 3 seri SBN Ritel hingga Sukuk Tabungan (ST) seri ST010, pemerintah meraup dana penjualan Rp58,67 triliun atau hampir Rp60 triliun.
Selain itu, Kemenkeu berencana akan menerbitkan berbagai macam opsi SBN guna tingkatkan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi, khususnya untuk pembangunan proyek transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.
Salah satu SBN yang akan diterbitkan yaitu ORI023 pada 30 Juni mendatang dengan pilihan tenor 3 dan 4 tahun. “Dan nanti tanggal 30 Juni kita akan launching yang ORI023 dengan tenor 3 dan 4 tahun. Jadi 4 tahun ini akan menjadi SBN Ritel dengan tenor terpanjang,” ujar Deni.
Selain banyaknya opsi, alokasi SBN pun akan ditambah. Untuk tahun ini, Kemenkeu menambah alokasi untuk penerbitan SBN Ritel hingga Rp150 triliun. “Kita kemarin 2022 menerbitkan SBN Ritel sebesar Rp107 triliun, nah untuk tahun 2023 ini, kita diberikan alokasi tambahan jadi Rp150 triliun,” jelasnya.
Baca Juga: Investasi SBN, Kemenkeu: Alat Distribusi Kekayaan bagi Masyarakat
Oleh karena itu, Deni berharap, dengan diterbitkannya berbagai macam pilihan tersebut, para investor muda akan semakin berminat untuk berinvestasi membangun negara melalui instrumen SBN.
“Karena generasi milenial ini meskipun dari sisi nominal per investor kecil, tapi kita harapkan dengan mereka nanti memahami, merasakan manfaat berinvestasi di SBM Ritel, begitu mereka semakin dewasa, semakin besar penghasilannya, maka alokasi untuk investasi di SBM semakin besar sehingga kita lebih mandiri dari segi pembiayaan pembangunan,” pungkasnya.