Anggaran Angkutan Perintis

Tahun Ini Anggaran Subsidi Perintis di Semua Moda Transportasi Rp3,51 Triliun

Kemenhub optimalkan layanan transportasi baik di darat, laut, udara dan kereta api setelah alokasi anggaran angkutan perintis (2023) naik dibanding tahun lalu.

Featured-Image
Kondisi pelayanan angkutan udara perintis tahun 2023 oleh Kemenhub rute Dabo-Batam pp pada Senin (2/1). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengoptimalkan pelayanan transportasi baik di darat, laut, udara serta kereta api yang menjangkau hingga ke pelosok daerah setelah alokasi anggaran angkutan perintis pada 2023 naik dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu ditegaskan Menhub Budi Karya Sumadi dikutip dari keterangan resminya di Jakarta pada Minggu (5/2). Kemenhub mencatat pada 2023, alokasi anggaran subsidi perintis di semua moda transportasi sebesar Rp3,51 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 2022 sebesar Rp3,01 triliun.

Adapun rincian tiap moda transportasi, yaitu transportasi darat Rp1,32 triliun, transportasi laut Rp1,47 triliun, transportasi udara Rp550,1 miliar, serta perkeretaapian Rp175,9 miliar.

Jumlah itu belum termasuk subsidi public service obligation (PSO) atau kewajiban pelayanan publik 2023 yang ada pada sektor perkeretaapian sebesar Rp2,54 triliun dan pada sektor perhubungan laut sebesar Rp2,39 triliun.

Baca Juga: Kemenhub Catat 8,3 Juta Penumpang Bepergian dengan Angkutan Umum Saat Nataru

"Pemberian subsidi angkutan perintis ini diberikan untuk menekan biaya transportasi agar saudara-saudara kita yang berada di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) bisa mendapatkan layanan transportasi yang baik dan juga bisa mendapatkan harga barang kebutuhan pokok yang juga terjangkau," terang Menhub Budi Karya.

Perlancar gerakan penumpang dan barang

Menhub Budi Karya menegaskan kebutuhan pelayanan angkutan perintis sangat dibutuhkan, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

Selama ini masih banyak daerah yang membutuhkan dukungan layanan transportasi publik untuk membuka aksesibilitas dan melancarkan pergerakan penumpang maupun barang.

"Kami secara intensif berkoordinasi dengan pemerintah daerah tentang penyediaan angkutan perintis," ujarnya.

Baca Juga: Cegah Truk Tercebur ke Laut, Kemenhub Larang Kendaraan ODOL Masuk ke Kapal

Sebelumnya, para kepala daerah menyampaikan aspirasi kepada Menhub agar pemerintah memberikan atau menambah pelayanan transportasi publik di daerahnya yang tidak bisa diakses.

"Termasuk di daerah yang belum dilayani secara optimal," ujarnya.

Menhub Budi Karya selalu berupaya untuk memenuhi aspirasi dari daerah dengan melihat skala prioritas dan kemampuan APBN terkait besaran alokasi anggaran subsidi yang bisa diberikan.

"Harapan kami, semakin banyak daerah yang tadinya dilayani angkutan perintis naik kelas menjadi komersial karena tujuan dari pemberian subsidi adalah semakin meningkatnya taraf hidup dan daya beli masyarakat di daerah tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Atasi Ketertinggalan Konektivitas, Transportasi Massal jadi Kebutuhan Mendesak

Selanjutnya, jika pelayanan transportasi di suatu daerah sudah menjadi komersial, maka alokasi anggaran subsidinya bis dialihkan ke daerah lain yang lebih membutuhkan.

"Subsidi angkutan perintis merupakan bukti pemerintah hadir di tengah kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan transportasi publik," terang Menhub.

Program 2023

Kemenhub Budi Karya merinci untuk tahun 2023, pada sektor perhubungan darat, alokasi subsidi diberikan untuk untuk sejumlah item.

Untuk pelayanan angkutan jalan, alokasi subsidi perintis dan PSO diberikan pada 327 trayek, angkutan antarmoda di 37 trayek, angkutan barang di enam lintasan, perintis penyeberangan di 273 lintas, roro long distance ferry di dua lintas serta angkutan perkotaan di 10 kota.

Baca Juga: Bukti Kemajuan Kota, LRT Jabodebek Harus Terkoneksi Berbagai Moda Transportasi

Pada sektor perhubungan laut, alokasi subsidi perintis dan PSO diberikan untuk pelayanan kapal perintis sebanyak 116 trayek, penyelenggaraan kapal barang tol laut sebanyak 39 trayek.

"Penyelenggaraan kapal khusus angkutan ternak sebanyak enam trayek serta penyelenggaraan kapal rede sebanyak 16 trayek," ujarnya.

Berikutnya, pada sektor perhubungan udara, penyelenggaraan angkutan udara perintis dilayani 21 koordinator wilayah (korwil) dengan 220 rute angkutan udara perintis penumpang dan 41 rute kargo.

Baca Juga: Kemenhub Awasi Maskapai Agar Harga Tiket Pesawat Wajar

Adapun 21 korwil penyelenggara angkutan udara perintis tersebar di sejumlah daerah, yaitu Sinabang, Gunung Sitoli, Singkep, Kuala Pembuang, Tarakan, Samarinda, Sumenep, Masamba, Waingapu, Ternate, Langgur, Sorong, Manokwari, Nabire, Elelim, Wamena, Merauke, Tanah Merah, Dekai, dan Oksibil.

Khusus di sektor perkeretaapian, alokasi subsidi akan diberikan pada layanan KA Perintis di lima wilayah, yakni Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Aceh.

Editor
Komentar
Banner
Banner