bakabar.com, JAKARTA - Superiority complex, istilah kesehatan mental yang digunakan bagi seseorang yang melebih-lebihkan prestasi dan kemampuan untuk menutupi rasa rendah diri.
"Beberapa orang memiliki superioritas kompleks mengenai satu hal, entah penampilan atau keuangan, dan berusaha menjadi unggul dibanding orang lain dan menjelekkannya," ucap Aimee Daramus, PsyD, seorang psikolog, dilansir Very Well Mind.
Berbanding terbalik dengan inferiority complex, seseorang dengan sindrom ini memiliki karakteristik membandingkan dirinya paling unggul dibanding orang lain, dan bersikap sombong akan nilai dirinya.
Orang dengan inferiority complex akan berlebihan jika mereka merasa kalah, mengabaikan hingga merendahkan orang lain dan hanya ingin diakui sebagai pemenang.
Baca Juga: Inferiority Complex, Menganggap Rendah Diri Sendiri
"Mereka akan memberikan tuduhan yang negatif atau bereaksi berlebihan jika kalah oleh siapapun, karena memicu rasa insecure dalam diri mereka," ujar Dr. Daramus.
Penyebab Terjadinya Superiority Complex
Sebuah studi tahun 2022 menjelaskan bahwa pola asuh pada masa anak-anak dan kondisi kesehatan mental merupakan penyebab dari superioritas kompleks ini terjadi.
Seorang anak yang terlalu dimanja mungkin akan memiliki risiko terhadap sindrom ini, yang menganggap dunia berputar di sekitar mereka sehingga mengurangi kreativitas, inisiatif dan keberanian. Mereka akan mencari validasi akan dirinya dengan menganggap lemah orang lain.
Kesehatan mental juga berpengaruh terhadap sindrom ini karena mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah dan mengembangkan manipulasi untuk menutupi inferioritas mereka.
Cara Mengobati Superiority Complex
Menurut Dr. Daramus, beberapa cara dapat membantu dan mengobati seorang superiority complex:
Hindari mengucapkan hal berlebihan terhadap kemampuan, berlatihlah agar tidak melebih-lebihkan sesuatu. Belajar menerima ketidak sempurnaan, dan jangan membandingkan kemampuan serta kesuksesan diri dengan orang lain.
Serta berusaha membangun empati kepada orang lain, ingatlah bahwa perkataan dan tindakan yang dilakukan dapat menyakiti orang lain.
Jika superiority complex bertambah menjadi rasa cemas berlebih, depresi serta disfungsional lainnya, ada baiknya untuk menemui terapi atau seorang ahli pada bidangnya untuk mendiagnosis dan mengatasi masalah.