Keselamatan Berkendara

Sumbang Kecelakaan Tertinggi, Pemerhati Dorong Wajibkan ABS pada Motor

Di negara berkembang seperti Indonesia, kendaraan roda dua atau motor menjadi pilihan transportasi terpopuler karena harganya yang relatif terjangkau.

Featured-Image
Motor menjadi penyumbang kecelakaan lalu lintas tertinggi. Foto: dok. RSA

bakabar.com, JAKARTA - Di negara berkembang seperti Indonesia, kendaraan roda dua atau motor menjadi pilihan transportasi terpopuler karena harganya yang relatif terjangkau dan kelincahannya dalam menghadapi kemacetan lalu lintas.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat populasi motor di Indonesia hingga Juni 2023, mencapai lebih dari 130 juta unit atau setara dengan 83,45 persen dari total kepemilikan kendaraan pribadi.

Sayangnya, dengan banyaknya populasi sepeda motor di Indonesia tidak diimbangi dengan perilaku berkendara yang baik serta teknologi keselamatan yang memadai, sehingga turut berkontribusi terhadap banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas.

Data Korlantas Polri memperlihatkan terjadi peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan pada 2022 dengan 137851 kasus, dibandingkan 2021 yang mencatatkan 103,645 kasus dan 2020 dengan 100.028 kasus.

Baca Juga: Pelek Motor Penyok Bisa Diperbaiki, Berapa Biaya Press di Bengkel?

Dari jumlah tersebut, terdapat lebih dari 70 persen kecelakaan lalu lintas tersebut melibatkan sepeda motor.

Oleh karena itu, Road Safety Association (RSA) sebagai organisasi yang fokus pada isu keselamatan lalu lintas mengajal sejumlah pemangku kebijakan seperti Kementerian Perhubungan, Korlantas dan New Car Assessment Program ASEAN dalam upaya mencari solusi untuk mengurangi korban kecelakaan dan meningkatkan keamanan berkendara.

Koordinator RSA Indonesia, Rio Oktaviano mengatakan pihaknya tidak hanya mengajak dari sisi regulator, tapi juga mengundang sejumlah komunitas pengguna sepeda motor dari sisi pengendara untuk mendapatkan masukan dan saran mengenai peningkatan keamanan berkendara.

"Kami berharap mendapatkan solusi untuk menekan angka kecelakaan sekaligus menyelamatkan pemotor dari kecelakaan lalu lintas," kat Rio dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/6).

Baca Juga: Mercedes-Benz EQE Kecelakaan di Tol, Pakar: Pentingnya Buku Panduan

Sementara itu, Kepala Sub-Direktorat Audit dan Inspeksi - Direktorat Keamanan dan Keselamatan, Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin membenarkan bahwa motor memang menjadi penyumbang angka kecelakaan tertinggi di Indonesia.

"Kami mengidentifikasi 5 perilaku terbanyak pengemudi yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas yaitu, ceroboh terhadap lalu lintas dari depan, gagal menjaga jarak aman, ceroboh saat belok, ceroboh aturan jalan dan ceroboh saat menyalip," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, Korlantas telah mengimplementasikan berbagai program demi mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Di antaranya literasi road safety bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk RSA, penegakan hukum dengan tilang manual maupun elektronik, serta pengembangan safety driving/riding centre terkait sistem uji SIM, TAR (traffic attitude record) dan DPS (demerit point system).

Baca Juga: Motor Skutik TVS Callisto Intelligo 110 Hadir Tawarkan Fitur Unik

Sapril, Subdit Promosi dan Kemitraan Keselamatan pada Direktorat Sarana Transportasi Jalan - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat - Kemenhub mengungkapkan rata-rata angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas per tahun yang mencapai 27 ribu jiwa (setara dengan 3-4 orang meninggal per jam) di Indonesia di mana sekitar 80 persen korban di usia produktif.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk memasukkan pendidikan mengenai pencegahan kecelakaan lalu lintas dalam kurikulum sekolah. Tapi ini merupakan upaya yang membutuhkan proses panjang.

"Sebagai regulator, Kemenhub saat ini sedang menyusun regulasi kendaraan bermotor dengan mengadopsi Standar UN Regulations untuk memastikan level keselamatan yang lebih tinggi pada produk kendaraan yang akan digunakan di Indonesia, agar target kami untuk menekan angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas hingga 85 persen bisa direalisasikan," kata Sapril.

Di sisi lain, Technical Committee ASEAN NCAP, Adrianto Wiyono mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang berkontribusi dalam kejadian kecelakaan lalu lintas yaitu, kendaraan, lingkungan dan manusia.

Baca Juga: Mitsubishi Motors Buka 2 Diler Baru di Jabodetabek, Tawarkan The New SUV

Untuk itu penambahan teknologi yang bisa membantu menurunkan angka kecelakaan dan memitigasi jatuhnya korban jiwa menjadi sangat penting, salah satunya adalah anti-lock braking system (ABS).

"Berbagai penelitian telah mengonfirmasi bahwa ABS dapat menyelamatkan banyak nyawa. Selain itu, dalam hal regulasi pemerintah, beberapa negara seperti Inggris dan Kanada sudah mewajibkan penggunaan ABS, bahkan pada kendaraan roda dua telah diwajibkan di negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia," tuturnya.

Ia pun berharap teknologi ABS ini menjadi semakin terjangkau dan juga dapat diimplementasikan di Indonesia terutama pada sepeda motor, mengingat Indonesia memiliki penduduk dan populasi terbesar di ASEAN.

"Penggunaan ABS yang diiringi edukasi yang tepat dalam penggunaannya maka diharapkan Indonesia tentunya dapat memimpin dalam hal penurunan angka kecelakaan lalu lintas," tutup Adrianto.

Editor
Komentar
Banner
Banner