Pemilu 2024

Sudah Biasa Dikeroyok, PDIP Tak Gentar Hadapi KKIR

Bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo Subianto juga menarik perhatian PDIP. Mereka mengaku tak gentar.

Featured-Image
Deklarasi empat partai dukung Prabowo. (Foto: apahabar.com/Aditama)

bakabar.com, JAKARTA - Bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo Subianto; KKIR juga menarik perhatian PDIP. Mereka mengaku tak gentar.

"Kami akan makin menguatkan basis dukungan ini untuk dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024," Ketua DPP PDIP, Said Abdullah keterangan resminya, Minggu (13/8).

Namun dia tak begitu ambil pusing. Menurutnya PDIP memilih fokus dengan kerja sama politik yang sudah terjalin antara PDIP, PPP, Hanura dan Perindo.

"Tentu saja hal ini mencerminkan tumbuhnya demokrasi dengan baik," kata dia.

Baca Juga: Golkar dan PAN Gabung KKIR, PPP Ditinggal Sendiri

"Sebagai bahan cerminan. Pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya diusung oleh PDIP, PKB, NasDem, Hanura dan PKPI namun mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen. Sementara Prabowo Hatta 46,88 persen," lanjutnya.

Said mengeklaim PDIP sudah terbiasa 'dikeroyok'. Yang mana hingga saat ini telah dididik dan dibesarkan dengan cara seperti itu.

Baca Juga: Genit PKS untuk Golkar dan PAN: Bravo Pak Jokowi!

"Di masa orde baru kami mengalami hal itu. Dan di masa Jokowi JK, begitu pula saat ini. Jadi, kami segenap kader PDI Perjuangan pernah mengalami pahit getirnya sejarah. Justru dari pengalaman panjang itulah kami harus memperkuat mental juang," tuturnya.

Meski dikepung oleh partai-partai besar lain, Said mengambil sisi positif. Dengan masih memiliki rekan seperjuangan seperti PPP, Hanura dan Perindo.

Editor


Komentar
Banner
Banner