bakabar.com, BANJARMASIN – Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) mendesak pemerintah menuntaskan sejumlah persoalan yang belakangan menjadi polemik di masyarakat.
Saat ini fenomena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi masih jadi momok.
Masalah tersebut ditambah dengan kebijakan pemerintah menaikan tarif BBM jenis Pertamax.
Kemudian, ada pula soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen.
Kebijakan ini dikhawatikan akan mengancam keberlangsungan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Belum selesai sampai di situ, sampai sekarang harga sejumlah bahan pokok pun ikut terkerek. Meski ketersediaan dijamin pemerintah aman selama Ramadan.
"Jika dibiarkan berlarut-larut, fenomena ini akan memberikan tekanan yang luar biasa terhadap kelangsungan hidup masyarakat serta menghambat upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang sedang berjalan," kata Ketua Badan ISMEI, Yogi Ilmawan, Senin (11/4).
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin ini meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Utamanya masalah BBM dan bahan pokok.
Mengingat, konsumsi kedua bahan tersebut cukup krusial jelang lebaran.
"Jika hal ini terus berlanjut maka beberapa sektor akan terdampak, terkhusus proses distribusi di tengah masyarakat," ujarnya.
Selain itu, ISMEI juga mendesak pemerintah agar segera mengungkap dan memberi efek jera terhadap kartel minyak goreng.
Sebab, keberadaan kartel disinyalir kuat menjadi salah salah penyebab langkanya minyak goreng beberapa waktu lalu.