bakabar.com, JAKARTA - Kesepian atau merasa terisolasi sosial berdampak buruk pada kesehatan. Seseorang bisa menjadi depresi bahkan mempercepat kematian.
Pada 2015, para peneliti dari Universitas Brigham Young mengamati berbagai penelitian tentang kesepian dan keterasingan. Hasil yang mereka dapatkan, ratusan ribu orang menunjukkan bahwa kesepian atau terisolasi secara sosial mengakibatkan peningkatan kematian dini hingga 50 persen.
Kesepian juga erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah, kadar kolesterol tinggi, depresi, hingga penurunan kemampuan kognitif dan penyakit Alzheimer.
Merasa terisolasi, tersisih, dan tanpa rasa memiliki atau terkoneksi dengan siapa pun di sekitar, bisa jadi adalah pengalaman yang suram dan tak mengenakkan buat sebagian orang. Sains menunjukkan kesendirian yang dialami seseorang bukan hanya tidak nyaman, tapi kesepian kronis dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental kita.
“Pengaruh paling kuat dari kesepian adalah mampu memberi pengaruh dalam segala hal. Termasuk aspek kesehatan dan kesejahteraan,” kata Angelina Sutin, PhD, seorang Profesor Psikologi di Florida State University di Tallahassee, seperti dikutip dari everydayhealth.com.
Baca Juga: Coco Lee, Diva asal Hong Kong Meninggal Dunia Setelah Melawan Depresi
Sutin meneliti bagaimana kepribadian dan peristiwa kehidupan berpengaruh pada mental dan fisik seseoang. “Ini menggarisbawahi pentingnya hubungan sosial dan mampu menjadi bagian dari kelompok," ujarnya menjelaskan.
Apa Sih Kesepian Itu?
Menurut American Psychological Association, kesepian adalah ketidaknyamanan kognitif atau kegelisahan karena berada atau menganggap diri sendiri sendirian. Kesepian adalah juga tekanan emosional yang kita rasakan ketika kebutuhan akan keintiman dan koneksi tidak terpenuhi.
"Kondisi tersebut bisa muncul sebagai keadaan objektif atau subyektif. Seseorang bisa sendirian secara objektif dan mendambakan persahabatan, atau seseorang bisa berada di ruangan yang ramai dan masih merasa sendirian di dunia," kata Julianne Holt-Lunstad, PhD, Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf di Universitas Brigham Young di Provo, Utah.
Professor Julianne selama dua dekade terakhir mempelajari efek protektif dari hubungan sosial terhadap kesehatan, termasuk risiko kesehatan yang terkait dengan kesepian dan keterasingan.
Pandemi global yang terjadi akibat Covid-19 lalu menjadi contoh besar, bagaimana dampak kesepian yang muncul karena proses isolasi berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Pada Februari 2021, peneliti dari Universitas Harvard melaporkan bahwa 36 persen orang Amerika mengatakan bahwa mereka merasakan 'kesepian yang serius.'
Studi internasional lainnya, di mana Dr. Holt-Lunstad terlibat, mencakup 101 negara menyampaikan peningkatan sekitar 21 persen orang mengalami kesepian "parah" pada tahun 2020. Sebelum Covid-19, hanya enam persen yang melaporkan tingkat kesepian.
Dampak Kesepian pada Kesehatan
Kesepian sesaat tak akan memunculkan dampak serius, tapi kesepian yang kronis akan berpengaruh besar pada kesehatan. Dikutip dari everydayhealth.com, ada tujuh dampak kesepian yang paling serius antara lain:
1. Kesepian meningkatkan kebiasaan buruk
Bukti penelitian menunjukkan orang yang kesepian lebih sering melakukan perilaku tidak sehat dalam hidupnya. Manula yang hidup sendiri biasanya akan makan sayuran dan buah lebih sedikit dari pada rekan mereka yang menikah atau memiliki pasangan dan kehidupan sosial yang aktif.
Penelitian lain menemukan bahwa orang yang kesepian secara signifikan lebih jarang berolahraga dibandingkan orang yang merasa tidak terlalu kesepian.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Cemas dan Insomnia, Bisa Jadi Gejala Awal Depresi
2. Kesepian berpengaruh pada pola tidur
Mereka yang kesepian umumnya memiliki gangguan tidur. Jumlah tidurnya lebih sedikit dibanding rekan seusianya. Menurut para peneliti, rasa aman akan membuat tidur malam lebih nyenyak. Sementara mereka yang kesepian cenderung merasa hidupnya tidak aman atau insecure.
3. Kesepian meningkatkan risiko depresi
Kesepian adalah faktor utama berkembangnya risiko depresi, dengan banyak gejala yang saling tumpang tindih. Misalnya mengalami perasaan sakit dan tidak berdaya.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2021 di The Lancet Psychiatry, para peneliti menyimpulkan bahwa kesepian meningkatkan risiko depresi, sedangkan depresi tidak serta merta meningkatkan kesepian.
4. Kesepian Dapat Memicu Peradangan Kronis
Peradangan adalah bagian dari bagaimana sistem kekebalan kita bekerja untuk melindungi kita dari bahaya atau penyakit. Peradangan kronis adalah proses yang membuat tubuh serba salah. Tubuh terus mengirimkan sinyal marabahaya meskipun tidak ada cedera atau bahaya. Jenis peradangan kronis ini menyebabkan masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, rheumatoid arthritis, dan kanker.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Cemas dan Insomnia, Bisa Jadi Gejala Awal Depresi
5. Kesendirian atau kesendirian kronis meningkatkan risiko demensia
Menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh Dr. Sutin yang diterbitkan pada tahun 2018, orang dewasa yang mengaku kesepian berisiko 40 persen lebih tinggi terkena demensia dan gangguan kognitif lainnya.
Penelitian tersebut menganalisis data dari studi longitudinal AS terhadap lebih dari 12.000 orang, menjadikannya sampel terbesar hingga saat ini untuk mengamati kesepian dan demensia. Responden penelitian berusia 50 tahun ke atas. Mereka menyelesaikan survei untuk mengukur kesepian dan menyelesaikan tes kognitif setiap dua tahun selama satu dekade.
Sutin mengatakan bahwa orang yang kesepian memiliki faktor risiko diabetes, hipertensi, depresi, dan kekhawatiran lainnya. Tapi risiko demensia tetap menjadi dampak tertinggi dari kesepian.
6. Kesepian berakibat buruk pada jantung
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Heart pada 2016 mengaitkan kesepian dengan peningkatan risiko sebanyak 29 persen, terkena serangan jantung. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang berusia 45 tahun ke atas yang tinggal sendiri memiliki 24 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung. Kesepian juga berpotensi meningkatkan tekanan darah.
7. Kesepian berpotensi mempercepat kematian
Dampak paling berbahaya dari kesepian adalah memperburuk kesehatan dan berpotensi mempercepat kematian. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Prof. Holt-Lunstad dan diterbitkan pada Maret 2015 menunjukkan bahwa hidup sendiri dan merasakan kesepian meningkatkan risiko kematian dini sebesar 29 dan 26 persen. Temuan ini berasal dari meta-analisis yang melibatkan lebih dari 3,4 juta peserta
“Saat kita sendirian atau jauh dari kelompok, pada dasarnya kita harus menghadapi semuanya sendiri dan otak kita jauh lebih waspada. Ini seperti berada dalam keadaan siaga yang terus-menerus mirip dengan mode pertarungan atau lari," kata Holt-Lunstad.
Di sisi lain, penelitian Holt-Lunstad dari tahun 2010 menemukan bahwa hubungan sosial yang kuat ternyata mampu menurunkan risiko kematian dini sebesar 50 persen.