Info Kesehatan

Stiff Person Syndrome yang Diidap Celine Dion Memburuk, Begini Gejalanya

Celine Dion dikabarkan membatalkan konsernya akibat penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) atau sindrom orang kaku, sebuah gangguan autoimun pada sistem saraf.

Featured-Image
Celine Dion Mengidap Kondisi Stiff Person Syndrom (SPS) atau Sindrom Orang Kaku. Foto: AP

bakabar.com, JAKARTA - Celine Dion dikabarkan membatalkan konsernya akibat penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) atau sindrom orang kaku, sebuah gangguan autoimun pada sistem saraf.

Penyanyi dunia Celine Dion pertama kali membagikan diagnosis resminya pada Desember 2022, setelah membatalkan tur dunianya 'Courage World Tour' karena masalah kesehatan.

Pada Mei 2023, penyanyi berusia 55 tahun itu kembali membatalkan seluruh tur dunianya serta mengungkapkan kondisi kesehatannya.

"Bekerja sangat keras untuk membangun kembali kekuatan, dan tidak akan menyerah untuk kembali ke panggung suatu saat nanti," tulis Dion, mengutip laman resminya, dikutip Kamis (21/12).

Baca Juga: Mengapa Hormon Berpengaruh pada Perubahan Emosi dan Kesehatan Mental?

Melalui pengumuman tersebut, Celine Dion diketahui mengidap suatu kondisi yang disebut stiff person syndrome (SPS) atau sindrom orang kaku, yang membuatnya tidak bisa mengendalikan otot-ototnya.

Kini, kondisinya semakin memburuk, hal ini diungkapkan oleh Claudette Dion, saudara perempuannya melalui Daily Mail yang menyebutkan bahwa sang diva tersebut kehilangan kendali atas otot-ototnya.

Apa itu sindrom orang kaku?

Stiff Person Dyndrom, Gangguan Autoimun yang Menyerang Sistem Saraf yang dialami Diva Dunia Celine Dion. Foto: Freepik
Stiff Person Dyndrom, Gangguan Autoimun yang Menyerang Sistem Saraf yang dialami Diva Dunia Celine Dion. Foto: Freepik

Stiff person syndrome (SPS) adalah kelainan autoimun pada sistem saraf, mengakibatkan kekakuan otot yang parah dan progresif, serta mengalami kejang pada ekstremitas bawah dan punggung.

Hal ini juga mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Kondisi ini masih sangat langka dan belum diketahui penyebabnya.

Tapi peneliti menduga adanya reaksi autoimun di mana tubuh menyerang sel saraf di sistem saraf pusat yang mengontrol pergerakan otot.

Baca Juga: Menu Sarapan Sehat, Bikin Kenyang, dan Cocok Turunkan Kolesterol

Kondisi ini dapat menyerang siapa pun pada usia berapa pun. Tapi, Dr. Andrew McKeon, seorang ahli saraf dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa penyakit ini lebih sering menyerang perempuan, dan dimulai pada usia 40-an atau lebih dari usia 50-an.

"Lebih dari 50% pasien memiliki penyakit autoimun non-neurologis, seperti diabetes tipe 1 atau penyakit tiroid autoimun.” katan Dr. McKeon, melansir Mayo Clinic.

Selain itu SPS terjadi pada orang vitiligo (kondisi kulit memudar) dan anemia pernisiosa. Meski begitu, alasan utama kondisi ini belum diketahui.

Stiff Person Syndrome, Gangguan autoimun yang langka diidap oleh penyanyi dunia Celine Dion. Foto: Freepik
Stiff Person Syndrome, Gangguan autoimun yang langka diidap oleh penyanyi dunia Celine Dion. Foto: Freepik

Beberapa gejala yang mungkin dialami berupa kekakuan pada batang tubuh dan anggota badan, serta mengalami kejang otot yang hebat. Hal ini dipicu oleh rangsangan lingkungan atau stres emosional.

Meski demikian, pihak diva dunia tersebut membantah adanya gejala depresi dan kecemasan. "Dia tidak depresi sama sekali, dan menikmati hidupnya," ungkap Claudette Dion, saudara perempuan Celine Dion, pada akhir Oktober 2023.

Kejang otot tersebut dapat terjadi sangat parah, dan menyebabkan orang tersebut jatuh. Otot-otot tersebut secara bertahap mengendur setelah rangsangan hilang.

Baca Juga: Tips Merawat Kuku Agar Sehat dan Tampak Bening, Bikin Pede Maksimal

Gejala ini juga menyebabkan kesulitan berjalan, bahkan kondisi terparah mengalami kecacatan. Beberapa orang dengan SPS mungkin mengalami gejala depresi dan kecemasan.

Riwayat dan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, serta pemeriksaan penunjang tambahan dilakukan untuk memastikan diagnosisnya.

Elektromiografi atau EMG juga direkomendasikan guna mempelajari aktivitas listrik otot rangka. Dokter akan mencari temuan aktivitas unit motorik khas yang umum terjadi pada penderita SPS.

Hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk sindrom ini. Tapi dengan melakukan perawatan berupa terapi fisik, dan obat-obatan penghilang gejala dapat diberikan untuk mengurangi risiko.

Editor
Komentar
Banner
Banner