Penggerebekan Kampung Narkoba

Ssttt... Ada Polisi Lain di TKP Pembunuhan Polisi Kalteng 

Polda Kalteng memeriksa tiga polisi buntut kematian Aipda Andre Wibisono (38).

Featured-Image
Sejumlah orang yang diduga terlibat pengerotokan berujung tewasnya Aipda Andre diamankan dari Kampung Puntun, wilayah paling rawan narkotika di Kalteng. Foto: Dok.apahabar.com

bakabar.com, PALANGKA RAYA - Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) memeriksa tiga polisi buntut kematian mengenaskan Aipda Andre Wibisono (38).

Sebelumnya, Andre tewas dikeroyok dan jasadnya dilempar ke rawa Puntun, kompleks yang dikenal sebagai kampung narkotikanya Kalteng, Jumat sore (2/12) lalu.

"Tiga anggota tengah diperiksa, statusnya saksi," jelas Kapolresta Palangka Raya, Kombes Budi Santosa, dikutip bakabar.com dari Borneonews.com, Sabtu (10/12).

Baca Juga: Dibacok, Dikeroyok Lalu Ditembak, Aipda Andre Dikenal Pemberani

Baca Juga: Detik-Detik Tewasnya Polisi Minta Jatah di Kalteng: Tak Ada yang Menolong

Apa peran dari ketiga polisi tersebut di TKP tewasnya Aipda Andre? Pendalaman tengah dilakukan. Termasuk soal ada tidaknya keterlibatan ketiganya dalam aksi minta jatah di Puntun.

Yang pasti, Budi membenarkan ketiga polisi itu berdinas di Polda Kalteng. Masing-masing anggota pos polair. Lalu juga dari Polsek Pahandut. Dan satunya lagi anggota Polda Kalteng.

Informasi sementara, anggota pol air tersebut secara kebetulan ada di TKP berselang tewasnya Aipda Andre lantaran ditelepon oleh ketua RW setempat. Sedang, satu lainnya mengaku ditelepon oleh masyarakat. Dan seorang lainnya memang sudah berada di lokasi kejadian.

"Ketiganya sudah dimintai keterangan sebagai saksi. Apabila ada perkembangan ditemukan keterangan lain pasti akan diproses secara etik," jelasnya.

Budi berjanji akan menindak tegas apabila menemukan indikasi penyimpangan yang dilakukan ketiganya.

“Sesuai dengan arahan kapolri dan kapolda Kalteng, apabila ada anggota yang melakukan penyimpangan di luar tugas pokoknya akan akan diberikan tindakan yang tegas,” urainya dikutip dari Kalteng.com.

Mengantisipasi berulangnya tragedi serupa Aipda Andre, sejumlah upaya telah dilakukan kepolisian. Pertama, secara represif melalui operasi pemberantasan. Kedua, preventif dengan mengubah wajah Puntun.

Baca Juga: Polisi Tewas Minta Sabu di 'Kampung Narkoba' Kalteng, Atasan Bisa Terjerat?

Baca Juga: Jelajah Kampung Narkoba Palangka Raya, Lokasi 'Robin Hood' sampai Tewasnya Polisi

“Jangka sedang dan panjang, membentuk mindset masyarakat sekitar yang kemungkinan menerima rezeki dari peredaran tersebut untuk bisa dicarikan mata pencaharian yang lain,” pungkasnya.

bakabar.com sudah berupaya mengonfirmasi Polda Kalteng. Namun sampai berita ini selesai diketik, Kabid Humas Pol Eko Saputro belum memberikan jawaban. 

Diwartakan sebelumnya, Aipda Andre tewas kehabisan darah akibat sejumlah luka sayatan dan benda tumpul di kawasan Puntun. Dua proyektil air soft gun juga ditemukan bersarang di leher dan telinga anggota bidang kedokteran dan kesehatan (biddokes)Polda Kalteng itu.

Delapan orang, yang enam di antaranya diduga terlibat pengeroyokan Andre telah diamankan, Sabtu (3/12). Motif pengeroyokan, pelaku kesal karena Andre meminta uang sekaligus sabu diduga sebagai imbal jasa pengamanan.

Malam harinya, polisi yang sebelumnya telah mengobok-obok Puntun pascatewasnya Andre kembali mengamankan dua pelaku lainnya. Artinya, saat ini masih dua pelaku lain yang masih buron. Termasuk sosok pemberi perintah pembunuhan terhadap Aipda Andre.

Gangguan Mental

Polisi tewas puntun Kalteng
Jasad Aipda Andre dievakuasi menggunakan gerobak setelah tewas dikeroyok sejumlah orang di Puntun, kompleks yang dikenal sebagai kampung narkobanya Kalteng. Foto: Indeksnews

Aipda Andre terindikasi mengalami gangguan mental. Fakta demikian diungkap Kepala Bidang Dokkes Polda Kalteng, Kombes Pol Danang Pamudji.

Danang berkata anak buahnya itu bukanlah seorang tenaga kesehatan. Melainkan personel biasa yang dimutasi dari Polres Sukamara pada 2019. Alasannya, berobat.

"Jadi bukan murni dari Biddokes maupun Nakes. Korban terindikasi gangguan mental," ujarnya.

Sedari awal, Danang mengaku telah berupaya mendisplinkan anggotanya untuk menjauhi narkoba. "Dengan peristiwa kemarin, saya harap dapat menjadi pelajaran bagi personel lain untuk tidak coba-coba melakukan penyampingan," ujarnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner