bakabar.com, JAKARTA– Pemerintah akhirnya menambah subsidi energi senilai Rp 380 triliun pada 2022. Hal ini bertujuan agar harga bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kg dan listrik di bawah 3000 VA tidak naik.
“Kita ingin melindungi masyarakat, berarti rakyat tidak bisa diandalkan mengambil shock dari seluruh kenaikan itu, kalau tidak BBM naik dua kali lipat,” ungkap Sri Mulyani dalam acara Merdeka Belajar Kemendikbud, Senin (27/6/2022).
BBM jenis Pertalite kini bisa dibeli dengan harga Rp 7.650 per liter. Sementara Pertamax lebih tinggi, yaitu Rp 12.500 per liter.
Sri Mulyani menjelaskan, situasi ini disebabkan oleh harga minyak dunia yang juga naik dua kali lipat dalam waktu singkat. Tadinya diasumsikan oleh pemerintah dan dewan perwakilan rakyat (DPR), harga minyak US$ 65 per barel, dan kini mencapai level US$ 120 per barel.
Indonesia beruntung karena harga komoditas lain juga ikut naik, khususnya yang merupakan ekspor andalan. Sehingga ada tambahan dana yang cukup besar bisa dialihkan kepada subsidi.
“Jadi subsidi yang dinikmati listrik, ke sini naik mobil, walaupun anda beralasan saya pakai pertamax bu, pertamax itu masih jauh di bawah harga,” jelasnya.
Dengan kebijakan ini diharapkan tidak ada lonjakan inflasi seperti yang dialami banyak negara lain. Pemulihan ekonomi juga dapat berlanjut pasca pandemi covid-19.
“Banyak negara sekarang hadapi tekanan luar biasa, politik ekonomi sosial. Karena kenaikan harga minyak energi dan pangan. itu bukan suatu yang sepele,” pungkasnya.