Namun Mappi, sang suami, yang hingga kini keberadaannya masih dicari polisi justru menghilang bak ditelan bumi.
“Mungkin pertimbangan sayang. Makannya tidak mau meninggalkan suami padahal sering terjadi pertengkaran di antara mereka,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, sering terjadi keributan oleh pasangan suami istri ini. Orang tuanya mendengar kabar tersebut lantas meminta Salamah untuk pulang ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Entah karena alasan atau tekanan apa, sampai tragedi berdarah itu terjadi Salamah tak juga mau pulang kampung atau pulkam.
Ia memilih tinggal walau mendapat perlakuan tidak mengenakan dari sang suami, ujar tetangga tersebut.
“Mungkin juga pertimbangan anak-anak,” sebut warga setempat.
Sabtu pekan lalu, Salamah ditemukan tergeletak bersimbah darah dengan luka sabetan benda tajam di kediamannya.
Beruntung, sejumlah keluarga dan warga setempat cepat mengevakuasi ibu rumah tangga itu ke Rumah Sakit Haji Boeyasin Pelaihari.
Dua hari dirawat, Salamah mulai sadarkan diri. Meski lehernya nyaris saja putus, yang mencengangkan, kepada polisi ia mengaku mencoba bunuh diri. Bukan dianiaya oleh suaminya.
Pihak rumah sakit mendapati dua mata luka sabetan parang di bagian leher belakang korban.
“Saat ini korban kondisinya mulai membaik dan masih menjalani perawatan,” kata salah seorang kerabat korban.
Mappiati alias Mappi suami korban, saat ini masih dicari pihak kepolisian Polsek Kintap.
“Sampai saat kita masih mencari informasi terhadap keberadaan suami korban. Sebab, saat terjadinya hanya mereka berdua yang ada di dalam rumah hingga terjadi peristiwa berdarah,” sebut Kapolsek Kintap Iptu Endris Ary Dinindra kepada bakabar.com.