News

Soal Kehamilan Bocah 12 Tahun Korban Pemerkosaan, Begini Tanggapan BKKBN

Video pilu tentang seorang anak berusia 12 tahun yang menjadi korban pemerkosaan hingga hamil 8 bulan, belum lama ini tengah viral di media sosial.

Featured-Image
Video pilu tentang seorang anak berusia 12 tahun yang menjadi korban pemerkosaan hingga hamil 8 bulan, belum lama ini tengah viral di media sosial. Foto-dok/apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Video pilu tentang seorang anak berusia 12 tahun yang menjadi korban pemerkosaan hingga hamil 8 bulan, belum lama ini tengah viral di media sosial.

Berawal dari video yang dibagikan oleh akun TikTok, @Hennyzegamakcuteola. Bunga, nama samaran yang diberikan oleh pemilik akun tersebut, ia diduga diperkosa oleh orang yang belum diketahui identitasnya lantaran tinggal jauh dari orang tua.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, SpOG pun ikut menyoroti video tersebut, sembari menjabarkan sejumlah risiko kehamilan pada wanita berusia belasan tahun.

Ia menegaskan, kehamilan dini khususnya pada perempuan yang masih berusia belasan tahun amat tinggi risiko kematian baik pada ibu maupun bayi.

Selain itu, pada usia 12 tahun, pertumbuhan fisik anak perempuan belum selesai. Jika harus menumbuhkan tubuh lain dalam hal ini janin, pertumbuhan tubuh anak tersebut akan terganggu.

"Risiko hamil pada usia masih anak itu sangat besar. Yang pertama, ibunya kan masih usia pertumbuhan jadi ibunya sendiri masih tumbuh, harus menghidupi dirinya sendiri. Panjang tumbuhnya masih bertambah, padat, bertambah, ototnya bertambah, ukuran pinggulnya bertambah, tinggi badannya bertambah, beratnya bertambah, tapi dia harus menumbuhkan orang lain dalam hal ini janin," jelasnya seperti dilansir dari detikhealt, Kamis (5/1).

"Gangguan pertumbuhan untuk dirinya betul-betul nyata terjadi. Terutama proses remodelling tulang. Tulang ini dibentuk, kemudian sangat terganggu pembentukan panjang dan kepadatan tulang. Karena diambil kalsiumnya oleh bayi yang dikandungnya. Sehingga ibu ini secara anatomis dalam hal ini pertumbuhannya terhambat," imbuh dr Hasto.

Kemudian, dari keterangan dr Hasto kondisi pada ibu dan janin juga dianggap akan kekurangan nutrisi karena dalam kondisi tersebut, pertumbuhan janin akan melambat.

"Artinya, janin tumbuh lambat di dalam janin, uterus itu janin. Sehingga itu jelas stunting ada di depan mata. Ini satu risiko keniscayaan yang memang terjadi," ungkapnya lagi.

"Berikutnya ibu yang kemungkinan juga anemia, kemudian kekurangan asam folat karena masih pertumbuhan. Ini juga mengakibatkan pertumbuhan otak bayi yang dikandungnya tidak optimal. Defisiensi-defisiensi itu sering membuat defisit juga pada pertumbuhan otak sehingga otak bayinya tidak optimal," sambungnya.

Tentang resiko kematian pada perempuan yang melahirkan saat usianya masih belasan tahun, dr Hasto berharap Bunga bisa memperoleh penanganan dari dokter terkait persiapan melahirkan.

"Saran saya juga segera dibawa ke dokter untuk diukur bayinya seberapa, kemudian letak plasentanya di mana, ada gangguan pertumbuhan atau nggak. Jadi kelainan bisa dideteksi lebih dini," beber dr Hasto.

"Ini untuk mempersiapkan kelahiran besok tidak menimbulkan masalah baik untuk ibu dan bayi. Karena kita tahu morbiditas dan mortalitas pada kehamilan terlalu muda itu bahaya pada ibu maupun anak. Morbiditas maupun mortalitasnya tinggi," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner