Hilirisasi Industri Mineral

Soal Hilirisisi Mineral, Jokowi: Maju Terus, Jangan Toleh Kanan Kiri

Presiden Jokowi menegaskan akan terus menggenjot hilirisasi nikel dan mineral lainnya di dalam negeri.

Featured-Image
Jokowi saat memberikan sambutan saat Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke 8 Tahun di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (31/1). FOTO/Youtube PSI

apahabar,com, JAKARTA - Presiden Jokowi menegaskan akan terus menggenjot hilirisasi nikel dan mineral lainnya di dalam negeri. Demi tujuan itu, pemerintah tak segan untuk melarang ekspor bijih nikel sejak awal 2020 lalu.

"Maju terus! jangan toleh kanan toleh kiri soal hilirisasi itu. Baru nikel kita sudah digugat dan saya sampaikan maju terus, meskipun kita kalah," ujar Jokowi saat memberikan sambutan Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke 8 Tahun di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).

Jokowi kembali menegaskan, jika mundur jangan berharap Indonesia menjadi negara maju. "Kita kalah dibuat di WTO, menteri-menteri tanya lagi, gimana pak? kalah ya juga dihadapi. Ajukan banding!" imbuhnya.

Jokowi menegaskan tujuan utama hilirisasi untuk menyatukan seluruh kekayaan alam yang terserak dan nantinya dibutuhkan untuk pengembangan baterai mobil listrik.

Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bauksit Juni 2023, ESDM: Freeport Tak Terkecuali

"Kita ingin kekayaan alam ini menjadi satu barang yang namanya EV (Electric Vehicle) baterai, disitu ada komponen dari nikel, tembaga, timah, bauksit yang semuanya harus kita satukan," terang mantan Walikota Solo tersebut.

Jokowi menegaskan tidak hanya hilirisasi nikel saja, tetapi mineral lainnya seperti tembaga, bauksit, dan timah. "Dari nikel, setelah itu bauksit, sebentar lagi akan naik tembaga harus stop ekspor sehingga komponen-komponen kabel itu semuanya diproduksi di negara kita" kata Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan faktor geografis Indonesia menjadi sebuah tantangan. Namun pemerintah terus berupaya untuk menyatukan semua komponen mineral tersebut melalui program hilirisasi produk.

Baca Juga: KADIN: Kebijakan Hilirisasi Bauksit Jangan Cuma Bangun Smelter

Jokowi mencontohkan nikel ada di Sulawesi dan Maluku utara, tembaga ada di Papua dan Sumbawa, bauksit ada di Kalimantan Barat dan Bintan, sedangkan timah ada di Bangka Belitung.

"Ini tantangan bagaimana mengintegrasikan ini, ada smelter disini, ada smelter disana, dan disatukan", pungkas Jokowi

Editor


Komentar
Banner
Banner