Apahabar.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada perhelatan pemilu 2024 akan menjadi partai politik yang paling aktif mencuri pemilih partai politik lainnya. Hal tersebut diketahui berdasarkan survei opini publik pada Mei 2022 yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"PDIP banyak mengambil dan menampung pemilih dari partai-partai lain," terang Pendiri SMRC, Saiful Mujani melalui siaran daring, Kamis (2/9/2022).
Saiful menjelaskan terdapat peluang sebesar 4,8 persen pemilih Gerindra yang berpindah ke PDIP, sementara yang tetap akan memilih Gerindra sebesar 62,7%. Lalu, ada 13,5% yang belum menjawab..
Menurut Saiful alasan pemilih Gerindra pindah ke PDIP, karena Gerindra dan PDIP juga memiliki kemiripan ideologis. Keduanya sama-sama partai nasionalis yang dalam beberapa hal, Prabowo juga sering meniru sosok Soekarno. Selain itu, terdapat simbol-simbol tentang politik kerakyatan dan nasionalisme yang kuat yang ditunjukkan oleh Gerindra.
Karena itu, PDIP juga berpotensi menampung 10,7 persen pemilih Golkar yaitu berada di angka 5,4 persen pemilih Golkar yang pindah ke Gerindra. Sementara pemilih partai Golkar yang loyal 60,7 persen dan ada 15,1 persen yang belum menjawab.
"Bisa saja diambil suaranya oleh PDIP dan PDIP yang mengancam Golkar dalam hal ini," tegas Saiful Mujani.
Lebih lanjut, kata Saiful, PDIP juga diduga dapat mencuri suara dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pemilih PKB paling potensial pindah ke PDIP berada diangka 8,5 persen suara PKB di 2019 yang pindah ke PDIP. Lalu ada 10,4 persen yang belum menentukan pilihan.
Saiful melihat perpindahan suara PDIP dan PKB dapat terjadi karena kedua partai ini memiliki basis wilayah yang mirip, seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, jika ada pemilih yang masuk ke PKB dan di lain kesempatan masuk ke PDIP menurut Saiful adalah hal yang logis.
Selain itu, PDIP juga mengancam mencuri suara dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), menunjukkan ada 20 persen pemilih Nasdem di 2019 yang sekarang pindah ke PDIP. Sementara yang belum menjawab sebanyak 14,8 persen.
"Yang sangat signifikan yang bisa mengancam Nasdem juga sama adalah PDIP, ini juga sama cuma warna PDIP tapi di luar Pulau Jawa, yang mengancam kuat adalah PDIP, partai-partai lain kurang signifikan," ucap Saiful Mujani.
Adapun swing voters PKS lebih banyak pindah ke Partai Demokrat, yaitu sebanyak 10,5 persen. Partai kedua yang bisa menarik pemilih PKS adalah Gerindra 7 persen dan Golkar 5,2 persen. Kendati demikian, masih cukup banyak pemilih PKS yang belum menentukan pilihan, 20,3 persen. Sementara yang stabil akan tetap memilih PKS sekitar 52,5 persen.
"Kalau lihat data sekarang tapi kita lihat akan update apakah keadaannya tidak membaik begitu-begitu saja ke depan itu mungkin akan membantu memahami dinamika Swing Voter yang akan terjadi di dalam pemilu 2024 nanti," tutup Saiful.
Reporter: Resti