Pembangunan Smelter Nikel

Smelter Baru Rampung, MBMA Bisa Produksi 88 Ribu Ton Nikel per Tahun

MBMA proyeksikan mampu produksi 88 ribu ton nikel per tahun setelah menyelesaikan pembangunan smelter Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) pada semester kedua.

Featured-Image
Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan memberi keterangan kepada awak media usai konferensi pers terkait rencana IPO MBMA di Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - PT Merdeka Battery Minerals Tbk (MBMA) memproyeksikan mampu memproduksi 88 ribu ton nikel per tahun setelah menyelesaikan pembangunan smelter Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) baru pada semester kedua nanti.

“Total investasi untuk tahap satu kami rencanakan berkisar 1,28 miliar dolar untuk 60 ribu ton kapasitas tahap pertama. Semester kedua nanti, kami akan memulai produksi RKEF ketiga, tentunya ini juga yang akan kami utamakan untuk menyumbang pendapatan perusahaan,” kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Wakil Presiden Direktur MBMA Jason Greive menjelaskan, saat ini sumber pendapatan perusahaan masih berasal dari operasional smelter RKEF yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas produksi mencapai 38 ribu nikel per tahun pada 30 September 2022.

Selain itu, lanjut Jason, perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi itu juga berfokus pada standar Enviromental, Social, and Corporate Governance (ESG) mengikuti regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Selain Ciptakan Lapangan Kerja, Menaker: Smelter Nikel Prioritaskan K3

Dia berharap, perseroan mampu menerapkan standar ESG untuk proyek RKEF dan High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan baik.

“Perusahaan juga berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance atau ESG. Ini adalah salah satu bentuk dukungan perusahaan untuk mencapai target net-zero emission pada tahun 2050,” ujar Jason.

Di samping itu, MBMA telah menjalin kerjasama dengan grup Tsingshan, Huayou, serta Contemporary Amperex Technology (CATL) yang merupakan pemain global dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.

Baca Juga: Kerja Cepat, Pembangunan Smelter Manyar Freeport Capai 54.5 Persen

Sebagai perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April mendatang, MBMA memiliki fundamental yang cukup solid.

Sampai September 2022, perusahaan telah mencatatkan pendapatan usaha senilai 289,45 juta dolar AS dengan laba kotor sebesar 31,31 juta dolar AS.

Editor
Komentar
Banner
Banner