Nasional

Korban Meninggal Akibat Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Bertambah 18 Orang

Korban meninggal dunia akibat ledakan tungku smelter nikel PT Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi total 18 orang.

Featured-Image
Tangkapan layar dari video kebakaran tungku ssmelter PT ITSS di areal PT IMIP.

bakabar.com, MOROWALI - Korban meninggal dunia akibat ledakan tungku smelter nikel PT Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi total 18 orang.

Semula korban tewas dinyatakan berjumlah 16 orang. Angka ini lantas bertambah, setelah 2 korban yang sebelumnya menjalani perawatan medis di rumah sakit, juga meninggal dunia.

"2 korban lagi meninggal dunia di rumah sakit," ungkap Kapolres Morowali, AKBP Suprianto, seperti dilansir CNN, Selasa (26/12).

"Dengan demikian, total korban meninggal 18 orang. Di antaranya 8 pekerja asing dan 10 pekerja lokal," bebernya.

Sebagai tindak lanjut kasus tersebut, Polres Morowali Tim Laboratorium Forensik Polri masih melakukan pemeriksaan.

"Belum disimpulkan hasil penyelidikan, karena kegiatan (penyelidikan) masih berlangsung," tukas Suprianto.

Adapun tungku smelter nikel PT ITSS telah meledak, Minggu (24/12), sekitar pukul 05.30 Wita.

Kejadian tersebut diyakini disebabkan terdapat cairan yang rentan ledakan, ketika sejumlah pekerja melakukan perbaikan dan pemasangan plat di bagian tungku.

Namun Media Relations Head PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang menaungi PT ITSS, Dedy Kurniawan, menyebut kejadian itu kebakaran atau bukan ledakan.

"Hasil investigasi sementara menyebutkan bahwa tungku smelter nomor 41 yang awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan, mengalami kebakaran dalam proses perbaikan," tukas Dedy.

"Sisa slag atau terak dalam tungku bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar, sehingga menyebabkan kebakaran setelah dinding tungku runtuh," sambungnya.

Untik menyikapi kejadian itu, PT IMIP telah membuat
tim penanganan dampak kecelakaan kerja.

"Kami juga telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korbanpasca kecelakaan, serta santunan untuk keluarga korban," pungkas Dedy.

PT ITSS sendiri merupakan perusahaan asal Cina yang bergerak di bidang produksi stainless steel dan pengolahan mineral logam.

Pemegang saham perusahaan itu antara lain Tshingshan Holding Group Company Limited (50 persen), dan Ruipu Technology Group Company Limited (20 persen).

Kemudian Tsingtuo Group Company Limited, Hanwa Company Limited dan PT IMIP masing-masing mendapatkan 10 persen saham.

Selain di Morowali bersama PT IMIP, Tsingshan Group berekspansi dengan mendirikan Indonesia Weda Bay Industrial Park di Halmahera.

Berkat ekspansi di Indonesia, Tsingshan Group menjadi produsen baja tahan karet besar di Cina. Perusahaan ini pun mendapat julukan raja nikel. Sejak 2019, Tsingshan Group tak pernah absen dari jajaran Fortune Global 500.

Dilansir dari kemenperin.go.id, kehadiran PT ITSS ke IMIP diproyeksikan akan menghasilkan 1 juta ton stainless steel per tahun.

Tsingshan Group bersama Bintang Delapan Group telah menanamkan modal senilai 6 miliar dolar untuk investasi di kawasan industri Morowali.

Editor


Komentar
Banner
Banner