Tim H2D belakangan membantah semua tudingan jika Jurkani yang hendak membuat kericuhan dengan membongkar siapa sebenarnya sosok Aman. Aman diduga kuat merupakan bagian dari relawan atau tim pemenangan Sahbirin-Muhidin (BirinMu), rival H2D di Pilgub Kalsel 2020 yang terpaksa diulang KPU karena Mahkamah Konstitusi menemukan sejumlah pelanggaran pemilu. PSU bakal digelar 9 Juni mendatang.
Dugaan Aman adalah salah satu tim pemenangan BirinMu menguat setelah sejumlah warga sempat mendapati spanduk besar bergambar BirinMu, dan bertuliskan posko relawan BirinMu terpampang di sebuah rumah yang diduga milik Aman.
Rumah Aman berjarak selemparan batu dari Masjid Qomarudin, tempat di mana Denny Indrayana menunaikan salat subuh. Dari masjid itu, Denny mengawali safari subuhnya di Masjid Nurul Iman untuk mendatangi sejumlah warga yang sudah menunggu kehadirannya. Sebagai informasi, wilayah itu dikenal sebagai basis BirinMu.
Dari Masjid Qomarudin, rombongan Denny diduga sudah dibuntuti sejumlah orang termasuk Aman. Sekitar pukul 06.30, Jurkani melihat segerombolan orang mondar-mandir di lingkungan itu yang ia duga adalah preman. Mereka sebut Jurkani tampak sudah mengawasi lingkungan masjid sejak dini hari.
"Lalu dua orang mondar mandir di halaman masjid dan masuk satu orang, satu orang tetap di luar," ujar Jurkani.
Yang membuatnya heran, Aman masuk ke masjid ketika ceramah hampir usai. Sehingga Jurkani mengikuti Aman yang saat itu duduk di bagian belakang. "Lalu saya colek, dan kutanya kenapa baru saja masuk?" kata Jurkani.
Aman pun menanyakan kembali siapa dirinya. Jurkani kemudian menjawab apakah salah ia bertanya.
Usai cekcok mulut, mereka berdua pun ke luar masjid. Di situlah baku hantam terjadi. Namun, Jurkani mengaku hanya sekadar menarik masker yang dikenakan Aman.
"Aku tarik maskernya mau mengenali. Lalu ia menendang, dan aku menghindar, cuma sampai di situ saja kejadian tidak ada pemukulan. Aku menarik maskernya saja," beber Jurkani.
Secepat kilat video cekcok tersebut viral di beragam linimasa media sosial.
Sementara lain halnya dengan penuturan Aman. Menurutnya, saat itu ia kebetulan duduk di depan Jurkani. Tiba-tiba Jurkani datang menyenggol bokongnya. "Saya bertanya, ada apa ini," ujar Aman.
Sejurus kemudian, kata Aman, Jurkani membawanya keluar dan melepas masker yang dikenakannya. Seketika saja, sebut Aman, Jurkani melayangkan bogem ke wajahnya. "Saya dibilang penyusup," katanya.
Buntut kejadian itu, Aman akhirnya melaporkan dugaan penganiayaan dirinya ke Mapolresta Banjarmasin. Aman menuding Jurkani telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya. Menariknya, Aman tak datang sendiri. Ia tampak didampingi Rocky Teguh.
“Sudah masuk (laporan). Terkait penganiayaan,” ujar Ricky Teguh singkat saat dihubungi media ini.
Penelusuran media ini, Ricky adalah salah satu kuasa hukum dari Tim Hukum BirinMU. Di mana Ricky tercatat sebagai Tim Hukum BirinMU saat menghadapi sengketa Pilgub Kalsel 2020 atas laporan Jurkani di Bawaslu Kalsel pada 5 Oktober 2020 silam.
Hal itu semakin mempertegas siapa sosok Aman. Tim Hukum H2D lainnya, Muhamad Raziv Barokah, mengaku sangat kecewa. Dan menyayangkan atas sikap Aman yang seolah menggiring opini publik bahwa tim H2D berselisih dengan warga biasa.
“Kecewa dengan pengakuan Aman yang dicurahkan di media yang seakan-akan timses H2D ribut dengan masyarakat,” ujar Raziv.
Yang membuat Raziv semakin yakin, dari hasil investigasi pihaknya di rumah Aman ada terpampang spanduk posko pemenangan BirinMU.
“Mengherankan lagi ketika usai peristiwa dan diembuskan terjadi keributan H2D dengan warga langsung dicopot spanduk itu,” ungkapnya.
Melihat sederet fakta tersebut, Raziv menarik kesimpulan bahwa ada upaya untuk melakukan framing meski akhirnya bisa dibaca oleh pihaknya.
Lebih jauh, Raziv mengendus kericuhan yang terjadi sudah diorganisir oleh oknum tertentu. Di mana, Aman sudah mengikuti Denny dari Masjid Qomarudin yang berdekatan dengan rumah Aman. Menurutnya, ada upaya pengkondisian terkait ribut-ribut di rumah ibadah tersebut.
“Dan kami sangat menyayangkan mengapa harus di masjid memancing peristiwa-peristiwa semacam itu,” pungkasnya.
Terkait kisruh di ‘subuh keliling’ Denny Indrayana, polisi sudah turun tangan. Selain melakukan pengamanan, Wakapolresta Banjarmasin AKBP Sabana Atmojo telah mengupayakan mediasi. Sabana mengimbau agar warga ataupun paslon sama-sama menjaga keamanan ketertiban jelang pemungutan suara ulang.
Sesuai perintah MK, KPU Kalsel dijadwalkan menggelar PSU di tujuh kecamatan di Kabupaten Tapin, Banjar, dan Kota Banjarmasin 9 Juni mendatang.
"Kita dari Polresta Banjarmasin akan mempertemukan, akan cari tau apa masalahnya, dan akan kita selesaikan," bebernya.
Sindir ‘Subuh Keliling’ Denny Indrayana, Puar: Ibadah Politik