bakabar.com, JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia per 1 November 2023 mendatang kembali berpotensi mengalami kenaikan.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mewanti-wanti soal kenaikan harga BBM sebagai imbas perang Palestina-Israel yang hingga sekarang masih bergejolak.
"Harga energi bisa naik gara-gara perang Palestina-Israel. Saya tidak ingin menakut-nakuti. Namun kalau perang tidak selesai, pasti harga BBM global naik," ungkap Jokowi dalam sambutan Rakernas Projo di GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10).
Meski begitu, Pertamina memang belum menginformasikan penyesuaian harga BBM per 1 November 2023.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menyatakan belum bisa memastikan harga BBM Pertamina jenis nonsubsidi untuk awal November 2023.
"(Harga BBM nonsubsidi) sedang ditinjau ulang dengan pertimbangan harga minyak (dunia), Mid Oil Platt's Singapore (MOPS) dan kurs mata uang," ungkap Irto ketika dihubungi bakabar.com, Selasa (31/10).
"Kalau harga BBM bersubsidi, kewenangan di tangan pemerintah," pungkasnya.
Pertamina dan penyedia BBM swasta seperti Shell, BP, dan Vivo biasanya akan melakukan penyesuaian harga produk setiap awal bulan.
Misalnya 1 Oktober 2023 lalu. Pertamina menaikan harga Pertamax, Pertamax Green, dan Pertamax Turbo. Kenaikan berkisar Rp700 sampai Rp1.000 per liter, tergantung jenis produk.
Kemudian harga BBM Pertamina jenis diesel Dexlite dan Pertamina Dex, juga naik sejak awal Oktober 2023 lalu sebesar Rp850 sampai Rp1.000 per liter.
Hal tersebut diikuti dengan kenaikan harga BBM Shell, Vivo, dan BP untuk berbagai produk bahan bakar. Adapun besaran kenaikan beragam mulai Rp620 sampai Rp1.200 untuk setiap liter.