bakabar.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) berkomitmen memberikan dukungan dalam masa prakonstruksi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, melalui perencanaan pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Tahap prakonstruksi IKN, PLN bakal membangun dua gardu induk (GI) mobile yang terletak di sekitar Titik Nol IKN Nusantara dengan kapasitas masing-masing 30 Mega Volt Ampere (MVA).
Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan, Adi Lumakso menjelaskan skenario PLN dalam melistriki IKN, akan mengusung konsep Green, Smart and Beautiful.
Nantinya, jelas Adi, listrik IKN Nusantara akan diwujudkan melalui sumber pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang tanpa emisi dan dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), sehingga menciptakan ekosistem perkotaan baru yang ramah lingkungan.
Untuk konsep smart meliputi Zero Down Time (ZDT), Distribution Automation System (DAS), Smart Grid dan Smart Meter. Sedangkan konsep beautiful, meliputi distribusi dengan kabel bawah tanah dan desain yang futuristik.
"Kami siap melaksanakan tugas negara untuk melistriki IKN, meskipun lokasi Titik Nol masih jauh dari mana-mana tapi kami telah buktikan bahwa listrik PLN sudah masuk di sini dan kami akan mengawal hingga selesainya ekosistem Ibu Kota baru di masa yang akan datang," kata Adi di sela gelaran acara Pencanangan Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan IKN di Titik Nol Nusantara pada Jumat (3/6).
Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk pasokan listrik EBT di IKN Nusantara, PLN akan menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar sebesar 50 megawatt (MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 70 MW di Tanah Laut pada tahap awal.
Selain itu, dalam jangka panjang, akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sekitar 1.000 MW yang juga nantinya siap mendukung kawasan IKN.
“Ke depannya, kebutuhan listrik IKN akan dipasok dari sistem interkoneksi Kalimantan yang saat ini menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara” ungkap Adi.
Kebutuhan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan mencapai 1.305 megawatt (MW) dengan daya mampu mesin pembangkit sebesar 1.729 MW sehingga terdapat cadangan daya sebesar 424 MW.
Saat ini, pencanangan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Titik Nol IKN Nusantara juga ditandai dengan beroperasinya Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) perdana di kawasan IKN.
Adi mengatakan keberadaan SPLU ini diharapkan dapat membantu aparat pemerintah hingga masyarakat untuk mendapatkan listrik PLN yang berkualitas saat berkunjung atau membuat event di Titik Nol IKN.
“Selain itu, pada tahap prakonstruksi IKN, PLN bakal membangun dua gardu induk (GI) mobile yang terletak di sekitar Titik Nol dengan kapasitas masing-masing 30 Mega Volt Ampere (MVA),” kata Adi.
Gardu Induk mobile tersebut akan terhubung di jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Kariangau – Petung, ditargetkan rampung pada bulan Agustus dan Desember 2022.
"Untuk jangka pendek, dua buah GI yang akan kami bangun di sekitar wilayah Gresik menggunakan peralatan trafo mobile yang kami relokasi dari Pulau Jawa," lanjut Adi.
Kesiapan pasokan listrik adalah motor penggerak roda ekonomi, khususnya di IKN yang merupakan magnet pertumbuhan ekonomi, di mana ke depannya industri dan sentra ekonomi akan menjamur.
Untuk itu, PLN berkomitmen akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan dengan mutu dan kualitas terbaik demi mewujudkan Indonesia yang maju, tangguh, dan berkelanjutan
"Semoga dengan hadirnya PLN di IKN akan menjadi pendongkrak pusat gravitasi ekonomi sekaligus episentrum pertumbuhan yang baru di Kalimantan Timur,” pungkas Adi.(*)