bakabar.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis, menguat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menaikkan suku bunga acuannya.
Rupiah pada Kamis (4/5) ditutup naik tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.685 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.692 per dolar AS.
"Kekhawatiran pasar soal krisis perbankan AS dengan kenaikan suku bunga acuan AS kali ini juga bisa menjadi pemicu pelemahan dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (4/5).
Federal Reserve AS atau The Fed pada Rabu (3/5/2023) menaikkan kisaran target suku bunga dana federal atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5-5,25 persen. Fed menegaskan tetap sangat memperhatikan risiko inflasi.
Baca Juga: Rupiah Naik Pasca-The Fed Beri Sinyal Jeda Kenaikan Suku Bunga
Kenaikan suku bunga Fed kali ini adalah yang kesepuluh sejak Maret 2022. Dikatakan, pengetatan kebijakan moneter yang berkelanjutan sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, ada seruan untuk jeda kenaikan suku bunga karena inflasi AS mereda baru-baru ini dan risiko resesi meningkat.
Ariston menuturkan bank sentral AS akan terus mengevaluasi kondisi ekonomi AS untuk menentukan kebijakan moneter selanjutnya.
The Fed juga mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut, memberikan waktu kepada para pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS dan memantau inflasi.
Kekhawatiran sektor perbankan telah menjadi lazim, setelah regulator AS pada Senin (1/5) menyita First Republic, lembaga keuangan besar AS ketiga yang gagal dalam dua bulan terakhir, dengan JPMorgan Chase & Co setuju untuk mengambil 173 miliar dolar AS dari pinjaman bank, 30 miliar dolar AS dari sekuritas dan 92 miliar dolar AS simpanan.
Baca Juga: Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi AS, Kurs Rupiah Menguat
Sementara itu, data-data ekonomi domestik masih menyokong ekspektasi ekonomi Indonesia sedang bagus, diantaranya data inflasi yang terkendali dan PMI manufaktur yang naik sehingga memberikan dampak positif terhadap rupiah.
Inflasi inti menurun dari 2,94 persen (year on year/yoy) pada Maret 2023 menjadi 2,83 persen (yoy) pada April 2023.
Selain inflasi inti, komponen inflasi lainnya seperti harga diatur pemerintah (administered price) serta harga makanan bergejolak (volatile food) turut memperlihatkan penurunan dengan masing-masing dari 11,56 persen (yoy) menjadi 10,32 persen (yoy) serta dari 5,83 persen (yoy) menjadi 3,74 persen (yoy).
Hasil survei S&P Global menunjukkan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2023 berada di posisi 52,7 atau naik dibanding Maret 2023 di posisi 51,9 ditopang oleh permintaan domestik yang terus menguat.
Baca Juga: Rupiah Perkasa Didukung Pelemahan Indeks Dolar AS
Rupiah pada pagi hari dibuka naik ke posisi Rp14.615 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.565 per dolar AS hingga Rp14.706 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke posisi Rp14.632 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.706 per dolar AS.