Sementara Muhammad Safarullah dinilai sudah mulai terpengaruh dengan pergaulan. Ditambah jarak rumah yang lumayan jauh dari sekolah.
Seusai melakukan kunjungan, Nina lantas mengambil keputusan untuk antar jemput, plus memberikan uang jajan agar Hanafi dan Safarullah tetap melanjutkan sekolah.
Tidak terasa proses antar jemput siswa tersebut sudah bertahan selama setahun terakhir. Pun Nina yang sedianya belum memiliki pendamping hidup, melakukan semuanya dengan tulus ikhlas.
"Awalnya saya sedih setelah mengetahui dua siswa yang tidak masuk sekolah," papar Nina yang sempat terkejut, ketika didatangi bakabar.com, Jumat (5/1).
"Terlebih sudah diatur batas siswa tidak masuk sekolah. Pun kalau terlalu lama absen, bisa ketinggalan banyak mata pelajaran yang kemudian berdampak kepada nilai rapor," tambahnya.
Baca Juga: Info Lengkap Sejarah, Cara Akses dan Titik Penyebaran Jakwifi di DKI
Lantas dengan mata yang tampak berkaca-kaca, Nina menegaskan tidak mengharapkan apapun dari keputusan mengantar jemput, lalu memberi uang saku untuk siswa.
"Sebenarnya waktu sekolah dulu, saya bersama kembaran saya juga memiliki cerita yang berkesan. Makanya saya melakukan semuanya dengan tulus, sehingga anak didik saya bisa sukses menggapai cita-cita," papar Nina.
Aksi nyata yang dilakukan Nina, juga mendapat respons positif dari tenaga pengajar dan kepala sekolah SDN Tapaling. Bahkan mereka menilai Nina cukup pantas diberi penghargaan.
"Tentu kami mengapresiasi sikap Ibu Nina ini. Semoga nanti diberi penghargaan dari instansi terkait, supaya Ibu Nina dan guru-guru lain lebih semangat lagi," harap Muhammad Marjani, salah seorang guru di SDN Tapaling.