bakabar.com, MARABAHAN – Perlahan terjadi penurunan jumlah kasus aktif Covid-19 di Kecamatan Alalak. Dari semula terbanyak di Barito Kuala, sekarang tersisa 7 pasien.
Kasus pertama di Alalak teridentifikasi 18 April 2020, seiring penemuan pasien Btl-08. Pria berusia 50 tahun ini memiliki riwayat perjalanan ke Kabupaten Gowa untuk mengikuti Ijtima Ulama Sedunia.
Selanjutnya perkembangan kasus positif di Alalak bergerak kian cepat, serta tidak cuma dipicu Klaster Gowa.
Kedekatan dengan Banjarmasin sebagai salah satu episentrum Covid-19 di Kalimantan Selatan, ikut mendongkrak jumlah kasus di Alalak hingga mencapai 236.
Beruntung jumlah kasus aktif di Alalak tidak berkepanjangan. Sekarang tersisa 7 pasien aktif, seiring tambahan kesembuhan 3 pasien, Senin (5/10).
Ketiga pasien tersebut adalah wanita berusia 51 tahun berkode Btl-556, serta pasien laki-laki Btl-565 (3 tahun) dan Btl-592 (44 tahun).
Sementara Marabahan yang juga sempat melejit hingga 160 kasus, sekarang tersisa 9 pasien aktif. Hal ini disebabkan kesembuhan dua pasien laki-laki Btl-618 (44 tahun) dan Btl-637 (16 tahun) yang dirawat di RSU Bhayangkara Banjarmasin.
“Selain Alalak dan Marabahan, kecamatan yang masih berstatus zona merah adalah Anjir Pasar dan Tamban,” ungkap dr Azizah Sri Widari, juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Batola.
“Pasien aktif di Anjir Pasar berjumlah 4 dari total 24 kasus konfirmasi. Sedangkan Tamban mempunyai 18 kasus aktif dari 42 kasus konfirmasi,” imbuhnya.
Sementara untuk menekan jumlah kasus, pendisiplinan protokol kesehatan terus dilakukan. Sejak pelaksanaan operasi pendisiplinan terpadu yang dimulai 25 September, telah dijaring 787 warga tak mengenakan masker.
“Pendisiplinan tersebut berperan penting, mengingat beberapa bulan lagi berlangsung Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan,” sahut Sumarno, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Tentu semua pihak berharap tidak terjadi klaster-klaster baru, terutama yang disebabkan pengabaian protokol kesehatan di TPS,” tandasnya.