bakabar.com, JAKARTA - Memasuki tahun ke-53, Suzuki Indonesia sukses menjadi salah satu produsen otomotif konsisten dalam menyediakan kendaraan sesuai kebutuhan konsumen di Tanah Air.
Berbekal pengalaman yang matang, kini Suzuki semakin konsisten dalam menyediakan produk rendah emisi dan ramah lingkungan.
Ditambah proses produksi yang memperhatikan aspek pelestarian alam dan komitmen mencapai target reduksi karbon dalam jumlah yang lebih besar pada 2060.
Selain teknologi hybrid dan desain mesin yang rendah emisi, Suzuki Indonesia telah fokus membangun sistem produksi pabrik yang ramah lingkungan terhitung sejak 2020 lalu.
Berbagai upaya ini diaplikasikan dengan strategi yang unik, memperhitungkan kondisi geografis sebagai negara kepulauan tropis dan kekayaan alam yang sesuai untuk mendukung agenda besar terhadap lingkungan ini.
Baca Juga: Kuasai Pasar LCV pada 2023, Suzuki New Carry Andalkan Fungsionalitas
Joshi Prasetya, Dept. Head of Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan saat ini memang berfokus pada target reduksi karbon.
"Suzuki Indonesia saat ini sangat fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi untuk mencapai target reduksi karbon perusahaan di 2060 mendatang," kata Joshi di Jakarta, Selasa (23/1).
Hal ini, kata dia, tentu sejalan dengan visi Suzuki Global dan pemerintah Indonesia yang juga menargetkan reduksi emisi hingga 41 persen di 2030, serta Net Zero Emission.
"Beberapa langkah terintegrasi yang kami kerjakan dapat dilihat lewat produksi kendaraan yang ramah lingkungan dan rendah emisi, kegiatan CSR dan Peduli Pendidikan yang menjangkau dan mengedukasi banyak siswa daerah di Indonesia, maupun implementasi reduksi karbon di seluruh pabrik Suzuki,” terang Joshi.
Baca Juga: Penjualan Suzuki Naik pada Desember 2023, Dikuasai XL7 dan New Carry
Sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah inisiatif yang penerapannya berfokus untuk mencapai upaya menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.
Pada tahapan awal, Suzuki Indonesia menjalankan Green Procurement Guideline, yaitu panduan peraturan dan kesepakatan atas pengujian dan pengawasan bahwa seluruh vendor yang menyuplai bahan produksi kepada pabrik Suzuki telah memiliki landasan hukum akan komitmen penjagaan lingkungan dan bebas dari 30 bahan kimia berbahaya yang sudah disahkan secara global.
Hingga 2023, Suzuki Green Procurement Guideline telah mengawasi 464 vendor aktifnya, tujuannya agar konsumen dapat yakin dan tenang seluruh produk Suzuki Indonesia aman untuk digunakan dan telah berstandar global.
Selain itu, Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor untuk dapat mengurangi 5 persen emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari 2024.
Baca Juga: Suzuki Buka Diler Baru di Jatiasih Bekasi, Fasilitasnya Super Lengkap
Sejak 2020 hingga 2023 lalu, Suzuki Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi penggunaan energi pada setiap proses produksi melalui metode Kaizen.
Di tahun ini dan kedepannya, Suzuki menargetkan beberapa inisiatif diantaranya dengan upaya green energy, yaitu upaya penanaman tanaman sebagai ekosistem yang menunjang mitigasi perubahan iklim dengan penyerapan dan penyimpanan karbon biru yang dapat mengurangi emisi di berbagai wilayah Indonesia.
Kedua adalah upaya green electricity, yaitu penerapan teknologi yang digunakan di pabrik Suzuki, salah satu yang utama adalah pemanfaatan solar panel di beberapa titik pabrik Suzuki sebagai sumber energi listrik terbarukan.
Selain itu, mereka juga akan menerapkan konversi energi dengan penggunaan water boiler yang memungkinkan pemanfaatan ulang energi panas yang dihasilkan dari proses pengecatan kendaraan.
Baca Juga: Suzuki Jimny 5 Pintu Siap Meluncur, Sudah Bisa Pesan di Dealer
Hal ini dilakukan karena proses painting pada dasarnya merupakan penyumbang karbon terbesar dalam proses produksi kendaraan jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencetakan, pengelasan, perakitan, dan pengecekan kualitas.
Sebelum menerapkan konversi energi, proses painting atau pewarnaan yang sangat steril ini menyumbang kurang lebih 50% karbon dalam proses produksi kendaraan.
Upaya tersebut juga turut diimbangi dengan hasil produk akhir yang dihadirkan kepada masyarakat Indonesia, yaitu dalam bentuk kendaraan rendah emisi dan lebih ramah lingkungan yang tercermin pada mobil, sepeda motor, dan mesin tempel kapal Suzuki.
Selain itu, sebagai rangkaian akhir proses produksi, pabrik Suzuki Indonesia juga berperan aktif dalam mengumpulkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi.
Baca Juga: Suzuki Adakan Festival Service Jabodetabek, Intip Benefitnya
Mulai dari baterai tidak terpakai, pasir bekas produksi, kaca, keramik, kayu, potongan metal, dan sampah lainnya, kemudian memastikan limbah produksi tersebut melalui proses daur ulang oleh pengelola limbah sehingga tidak mencemari lingkungan.
Dalam tiga tahun terakhir, mereka berhasil mencatatkan lebih dari 9,000 ton sampah yang disalurkan untuk didaur ulang, guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Suzuki Indonesia optimis dapat mencapai target milestone untuk mereduksi karbon lebih dari 41 persen pada 2030 dan mengoptimalkan langkah menuju target reduksi karbon yang lebih besar lagi pada tahun 2060 mendatang.
Suzuki percaya bahwa reduksi karbon merupakan aspek krusial untuk masa depan bangsa.
Baca Juga: Penjualan Mobil Hybrid Suzuki Laris Manis, Berikut Daftar Harganya
Visi inilah yang mendorong kami untuk terus mengerjakan seluruh strategi reduksi karbon maupun konversi energi terbarukan dalam proses produksi, dan harapannya dapat mencapai taraf smart factory yang netral karbon di masa mendatang.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam industri otomotif nasional maupun global, dan menjadi agen penggerak untuk masa depan yang lebih berkelanjutan,” tutup Joshi.