bakabar.com, BALIKPAPAN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Irfan Taufik mengakui pembangunan fisik Sekolah Terpadu di Balikpapan Selatan masih terkesan lamban.
Sejauh ini, pihak Disdikbud Kota Balikpapan masih memberi kesempatan kepada pihak kontraktor pelaksana untuk menyelesaikan proyeksenilai Rp33 Miliar itu. Mereka berharap, pembangunannya bisa selesai sesuai target yang telah ditetapkan.
"Kita berikan batas waktu sampai 6 September bulan depan. Sesuai hasil rapat SCM pertama mereka harus mencapai 60 persen," terang Irfan Taufik kepada bakabar.com, Selasa (29/8).
Selanjutnya, ketika target tidak tercapai, Disdikbud akan kembali memanggil PT Sarjis Agung Indrajaya untuk melakukan show case meeting (SCM) yang ketiga. Hal itu penting untuk menjaga agar proyek tetap berjalan.
"Kalau memang tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, artinya kami (Disdikbud) sudah menjalankan mekanisme yang ada," jelas Irfan.
Dari perkembangan yang terlihat sejauh ini, Irfan menilai pihak kontraktor sedang berbenah. Hal itu bisa dipantau dari penambahan main power hingga jam kerja pengerjaan proyek.
"Kita lihat saja nanti," tambahnya.
Menurut Irfan, hasil laporan yang diberikan PT Sarjis Agung Indrajaya ke pihak Disdikbud Kota Balikpapan, diketahui capaian pembangunan sekolah terpadu, per 28 Agustus sebesar 47 persen dengan deviasi minus 8 persen.
Nantinya, sekolah terpadu itu terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Adapun dasar dibangunnya sekolah terpadu lantaran Balikpapan masih kekurangan rombongan belajar (rombel) di setiap memasuki tahun ajaran baru.