Hiburan

Sejarah Kembang Api di Malam Tahun Baru, Mengusir Roh Jahat!

Tinggal beberapa hari menyambut kedatangan tahun 2023 yang penuh harapan dan suka cita oleh segenap masyarakat dunia

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Net

bakabar.com, BANJARMASIN - Tinggal beberapa hari menyambut kedatangan tahun 2023 yang penuh harapan dan suka cita oleh segenap masyarakat dunia.

Pergantian tahun ini memberi warna tersendiri bagi masyarakat dunia. Cara merayakannya pun berbeda-beda. Namun, ada satu hal yang tidak pernah absen dari momen peringatan tahun baru, yakni kembang api.

Barangkali banyak masyarakat dunia yang bertanya, mengapa momen pergantian tahun selalu dirayakan dengan kembang api? Apakah hal ini menjadi semacam tradisi yang menyimpan sejumlah nilai historis?

Melansir dari Haluan.com, Anthony Aveni seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, pernah membedah soal ini.

Menurut Aveni, merayakan tahun baru dengan pesta kembang api merupakan tradisi yang sudah ada dan hidup sejak zaman lampau.

Perayaan ini dilakukan mengingat, tahun baru selalu identik dengan musim dingin, dan api dianggap sebagai media yang memanaskan tubuh.

"Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya.

Dalam tradisi masyarakat China, khusunya pada abad ke-7, kembang api dipercaya sebagai simbol pengusir roh jahat. Aveni menyebut, masyarakat China percaya bahwa roh jahat akan takut dan lari ketika melihat kembang api.

Kala itu, seorang ahli kimia di China mencampurkan kalium nitrat, sulfur, dan arang yang menghasilkan bubuk mesiu. Bubuk lalu dimasukkan ke dalam bambu dan kemudian dilempar ke permukaan api.

Beberapa tahun setelahnya, masyarakat China menyadari bahwa bubuk mesiu juga dapat dimanfaatkan sebagai alat perang. Mereka terbiasa menaruh mesiu di busur panah atau mencampurkannya ke bahan dasar pembuatan bom.

Bubuk mesiu kemudian dibawa Marco Polo dari Tiongkok ke benua Eropa. Di sinilah kembang api mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Ada yang masih menggunakannya sebagai bahan baku senjata perang, namun ada juga yang menjadikan kembang api sebagai simbol perayaan.

Kembang Api Sebagai Simbol Perayaan

Dalam 'History of Fireworks', pesta kembang api pertama di dunia berlangsung pada tahun 1486 di pernikahan Raja Henry VII dan isterinya, Elizabeth of York.

Selain itu, kembang api juga dinyalakan pada kelahiran anak laki-laki Raja Peter dari Rusia. Penguasa Eropa menyukai penggunaan kembang api untuk menyinari istana saat momen penting.

Kemudian, di tahun 1777 presiden John Adams memerintahkan masyarakat negeri Paman Sam itu untuk menyalakan kembang api di hari ulang tahun kemerdekaan negara mereka.

Presiden John ingin Hari Kemerdekaan Amerika dirayakan dengan megah. Maka, ia mengadakan parade, api unggun, dan pertunjukkan kembang api. Tanggal 4 Juli 1777, langit kota Philadelphia dipenuhi pancaran cahaya yang indah.

Sejak saat itu, warga Amerika terus menggunakan kembang api untuk merayakan festival dan kegiatan olahraga seperti Olimpiade atau Super Bowl.

Tradisi ini menyebar ke banyak negara, salah satunya Indonesia. Kembang api dinyalakan untuk menambah keseruan di malam pergantian tahun.

Editor


Komentar
Banner
Banner